Ditolak Masuk Thailand, Gadis Ini Mengaku Takut Dibunuh Bila Dipulangkan ke Arab Saudi

Rahaf mengaku berupaya melarikan diri dari keluarganya yang membuatnya mengalami kekerasan fisik dan psikologis.

Kompas.com/ Wikipedia
Bandara Suvarnabhumi, Bangkok. 

TRIBUNJABAR.ID, THAILAND - Seorang perempuan Arab Saudi ditahan di Bandara Suvarnabhumi, Bangkok, Thailand, Minggu (5/1/2018).

Dia mengaku akan dibunuh jika dipulangkan ke negaranya oleh kantor imigrasi Thailand, yang juga mengonfirmasi tentang penolakan masuknya perempuan usia 18 tahun tersebut ke negara itu.

Dilansir dari Kompas.com, Perempuan bernama Rahaf Mohammed Mutlaq Alqunun mengatakan kepada AFP, dia dihentikan oleh pejabat Saudi dan Kuwait ketika tiba di Bandara Suvarnabhumi.


Petugas juga mengambil secara paksa dokumen perjalanannya. Klaim itu didukung oleh Human Rights Watch.

"Mereka mengambil paspor saya," katanya.

Dia menuturkan, wali prianya juga telah melaporkannya karena bepergian tanpa izin.

Rahaf mengaku berupaya melarikan diri dari keluarganya yang membuatnya mengalami kekerasan fisik dan psikologis.

"Keluarga saya begitu ketat dan mengurung saya di kamar selama enam bulan hanya karena memotong rambut," ucapnya.

Dia yakin akan dijebloskan ke penjara jika dikirim kembali ke negaranya dan merasa kehilangan harapan.

"Saya yakin 100 persen, mereka akan membunuh saya begitu saya keluar dari penjara Saudi," ucapnya.

Kepala Imigrasi Thailand Surachate Hakparn mengatakan, Rahaf dihentikan saat masuk Thailand usai menempuh penerbangan dari Kuwait.

Beraktivitas di Sumedang? Ini Prakiraan Cuacanya Hari Ini, Yuk Cek Dulu

"Dia tidak punya dokumen lebih lanjut seperti tiket pulang dan bahkan uang," katanya.

Saat ini, Rahaf berada di hotel bandara, sementara pihak berwenang Thailand telah menghubungi Kedutaan Arab Saudi untuk berkoordinasi.

"Dia melarikan diri dari keluarganya untuk menghindari penikahan," ujar Surachate.

"Dia khawatir mungkin dalam kesulitan jika kembali ke Arab Saudi. Kami akan mengirim tim untuk menjaganya sekarang," katanya.

Rahaf membantah pernyataan Surachate. Dalam akun media sosialnya, dia mengaku sedang dalam perjalanan mencari suaka di Australia.

Dia mengklaim memiliki visa ke negara itu. Saat turun di bandara Suvarnabhumi, dia didatangi perwakilan kedutaan besar Saudi dan Kuwait.

Wakil Direktur HRW Asia Phil Robertson mengecam tindakan pihak berwenang Thailand.

"Negara mana yang memungkinkan para diplomat berkeliar di bagian bandara yang tertutup dan menyita paspor penumpang," tanyanya.

Surachate mengatakan, Rahaf akan dikirim kembali ke Arab Saudi pada Senin (7/1/2019) pagi waktu setempat.

Hingga kini, Kedubes Saudi di Thailand dan pejabat di Royadh tidak dapat dihubungi untuk memberikan komentar.

Setelah Vanessa Angel Dibebaskan, Pacarnya Buka Suara: Cepat Pulang, Segeralah Sembahyang

Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved