Alat Proteksi Kebakaran di Gedung ITB yang Kemarin Dilalap Si Jago Merah Ternyata Minim
Alat proteksi kebakaran di Gedung Pascasarjana Studi Pembangunan Kampus Institut Teknologi Bandung (ITB) masih minim.
Penulis: Ery Chandra | Editor: Yongky Yulius
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ery Chandra
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pihak Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana ( DKPB ) Kota Bandung menyebut, alat proteksi kebakaran di Gedung Pascasarjana Studi Pembangunan Kampus Institut Teknologi Bandung ( ITB ) masih minim.
Padahal, alat proteksi kebakaran itu penting untuk mengantisipasi terjadi kebakaran di bangunan seluas sekitar 912 meter persegi tersebut.
Kepala DKPB Bandung, Ferdi Ligaswara mengatakan, saat terjadi kebakaran sekitar pukul 17.18 WIB kemarin, sebagian besar Gedung Pascasarjana Studi Pembangunan ITB belum dilengkapi peralatan pemadam kebakaran yang memadai.

"Dari laporan di lapangan alat-alat proteksi tidak maksimal. APAR-nya sekadar nempel ditembok. Tidak dirutin dicek. Hdyrant, smoke detector, water sprinkle, dan lainnya harus berfungsi dengan baik," ujarnya saat dihubungi Tribun Jabar via sambungan telepon, Senin (31/12/2018).
Ferdi mengatakan, apabila alat-alat proteksi kebakaran tidak lengkap dan tidak berfungsi, tentu bisa menyulitkan proses penanganan awal pemadaman saat terjadi kebakaran.
• VIDEO: Pantauan Udara, Kondisi Terkini Gedung ITB yang Terbakar, Sebagian Atap Hancur
Penanganan pun akan jadi kurang maksimal.
"Karena api dari kecil bisa ditangani kalau manajemen gedung memperhatikan alat proteksi kebakaran. Gedung yang handal tentu api bisa dipadamkan," kata Ferdi.

Ferdi menyarankan, kepada pihak Kampus ITB ke depannya agar menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang handal bersiaga 24 jam.
Agar kebakaran yang terjadi harus menjadi catatan serius bagi pengelola gedung terhadap potensi terjadinya kebakaran tak berulang.