Persib Bandung
BREAKING NEWS: Gelandang Persib Bandung, Eka Ramdani Gantung Sepatu
Gelandang Persib Bandung sekaligus mantan pemain Timnas Indonesia, Eka Ramdani umumkan gantung sepatu.
Penulis: Lutfi Ahmad Mauludin | Editor: Ravianto
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Lutfi Ahmad Mauludin
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Gelandang Persib Bandung, Eka Ramdani memutuskan gantung sepatu atau pensiun setelah selesai kontrak bersama tim Maung Bandung pergantian musim kompetisi ini.
Eka Ramdani merupakan pemain binaan Persib Bandung dan mengawali karir sepak bola profesional bersama Persib Bandung pada 2003 akhirnya memutuskan pensiun di tim Maung Bandung juga pada 2018.
Memang sebelum akhirnya bergabung kembali dengan Persib Bandung, Eka Ramdani sempat melanglang buana ke beberapa tim lain seperti Persisam Putra Samarinda, Pelita Bandung Raya, Semen Padang, Sriwijaya FC, Parsela Lamongan.
Sebagai pesepak bola di masa kejayaannya Eka Ramdani termasuk pemain mentereng, ia selalu menjadi andalan bagi timnya, untuk mengatur serangan di lini tengah.
Namun di tahun terakhir ia bermain sepak bola bersama Persib Bandung ia dipasang sebagai gelandang bertahan.
Di masa kejayaan Eka Ramdani, tidak hanya menjadi pemain kunci di timnya, tapi ia juga kerap dipanggil untuk memperkuat timnas, Eka Ramdani pernah memperkuat timnas U 16, U 19, U 21, U 23, dan timnas senior.
• Gelandang PSMS Medan Siap Bela Persib Bandung: Mudah-mudahan Terealisasi
• Niat Erwin Ramdani Keluar dari Persib Bandung Junior untuk Kembali ke Persib Bandung
Pemilik nomor 80 di tim Maung Bandung ini mengaku, saat ini masih ada kewajibannya sebagai pemain Persib Bandung.
"Setelah kontrak bersama Persib Bandung selesai, berencana tidak melanjutkan karier sebagai pemain sepak bola," ujar Eka Ramdani, di Lapangan Lodaya, Kota Bandung, (29/12).
Sayang Eka Ramdani enggan menyebutkan alasannya gantung sepatu, sebab kata Eka Ramdani, ia menghormati kontrak dengan tim Pangeran Biru yang belum selesai dan menyisakan beberapa bulan lagi.
"Sekarang saya ingin menyelesaikan kewajiban saya dengan Persib Bandung, alasannya nanti saja," ujarnya sambil tersenyum.
Eka Ramdani merupakan pemain putra daerah Jawa Barat, ia merupakan jebolan SSB UNI dan Persib Bandung Junior, yang mengakhiri kariernya kembali di Persib Bandung.

Kisah Hijrah Eka Ramdani, Bangkit dari Titik Nol
Musibah yang dialami pada tahun 2014 menjadikan momentum Eka Ramdani untuk memutuskan berhijrah.
Gelandang Persib Bandung berpostur mungil ini sempat merasakan hidupnya terpuruk setelah rumah dan mobilnya terjual untuk menutupi utang usahanya.
Tak hanya itu, musibah kembali menimpa Eka saat memperkuat Pelita Bandung Raya (PBR). Ia harus menjalani operasi karena ligamen engkelnya putus.
Menjadi pesepakbola yang dielu-elukan banyak orang karena prestasi dan karirnya yang sangat gemerlang ternyata bukanlah suatu kebahagiaan. Hal ini lah yang juga dirasakan Eka Ramdani, ayah empat orang anak kelahiran Purwakarta 33 tahun lalu.
Menjadi pesebakbola profesional dengan gaji yang cukup besar ternyata tak menjamin kehidupan Eka dan keluarga akan terus sejahtera. Tepat di tahun 2014 Eka harus merasakan ujian dalam hidup. Ia merasa diuji oleh Allah dengan merasakan beberapa musibah.
Mulai dari kehilangan mobil, rumah, hingga absen dari pertandingan karena cedera dilaminya lumayan parah. Kala itu ia masih memperkuat PBR.
Baca: Viral, Masjid di Cirebon Ini Mirip dengan Bangunan Taj Mahal di India
"2014 awal momentum saya menjadi seperti ini. Saat mendapatkan musibah saya pulang ke Purwakarta dan sering menyendiri dan bermuhasah di kamar," ujar Eka saat ditemui Tribun Jabar di Masjid Al Hidayah, Jalan Saledri, Keluarahan Lingkar Selatan, Kecamatan Lengkong, Kota BAndung, Jumat (1/6).
Suami dari Ratna Puspa Kencana (32) ini bercerita jika sebelumnya ia sudah mulai merasakan ada yang tidak beres dalam hidupnya.
Kejadian itu bermula saat ia masih masih memperkuat Mitra Kukar.
Saat di Kalimantan, Eka juga sudah sering menyendiri. Merenungkan hidupnya. Mulai dari keluarga, usaha, hingga karirnya.
"Peristiwa musibah ini tidak beruntun. Sebetulnya dari tahun 2012, nah puncaknya di 2014. Rumah, mobil kejual. Toko disegel. Dan parahnya saya cedera yang harus menyebabkan saya menjalani operasi. Mungkin saat itu adalah proses penjemputan hidayah," kata Eka.
Setelah kejadian itu, Eka baru mulai terbesit untuk mencari guru ngaji. Pada saat itu ia diajak oleh temannya untuk mempelajari ilmu tasawuf.
Ia rutin mendalami tasawuf selama hampir dua tahunan. Dengan berdzikir dengan metode Fii Qolbi (dalam hati). Ia merasakan ketenangan.
• Viking Minta Manajemen Persib Bandung Beri Target Realistis pada Miljan Radovic, Tak Perlu Juara
• Esteban Vizcarra Buka Suara Soal Kabar Sudah Deal dengan Persib Bandung
Setelah itu, ia mulai ikut kajian-kajian islam. Dalam kajian yang selalu rutin diikutinya, ia menemukan tuntunan hidup yang sebenarnya. Yaitu hidup sesuai dengan sunahnya Nabi Muhamamad SAW.
"Kemudian saya meninggalkan zikir itu (Ilmu Tasawuf). Karena ternyata ada yang berbenturan dengan sunahnya nabi. Pas dari situ saya mulai menemukan ketenangan hidup.
Tapi dari zikir tasawuf itu, saya mengambil hikmahnya. Bahwa zikir itu penting. Metode untuk selalu berzikir. Tapi untuk skerang lebih ke sunah nabi," ucap Eka Ramdani.
Hijrahnya Eka tentu saja mendapat dukungan dari keluarga. Ayahanda Eka yang juga seornag ustaz di Purwakarta terus mendorong Eka untuk menjadi pribadi yang baik. Nasihat-nasihat dari ayahnya selalu ia aplikasikan di hidupnya yang sekarang.
Baca: Ini Destinasi Wisata yang Bisa Dikunjungi Oleh Para Pemudik Saat Berada di Garut
Uniknya, setelah berhijrah, Eka menyadari jika hidupnya dikelilingi dengan kegiatan riba. Mulai dari asuransi jiwa keluarganya, leasing, hingga cicilan rumah yang kedua. Itulah yang diakui Eka penyebab dari semmua musibah yang diujikan Allah terhadap dirinya.
"Sumber masalahnya ternyata dari aktivitas riba. Dulu jauh sekali saya mengenal apa itu riba. Ternyata yang ikut aktivitas riba itu dari yang menyelenggarakan sampai yang menjadi konsumennya kena dosanya. Alhamdulillah saya tersadarkan setelah saya ikut komunitas kajian anti riba. Dan saya sadar saya salah," kata dia.
Saat kesulitan dan musibah melanda, ternyata Eka tak mendapatkan pertolongan dari siapapun. Banyak orang yang dikenalnya tidak dapat memberikan pertolongan. Semisal untuk melunasi utang-utangnya.
"O,iya, yang saya ingat waktu itu. utang saya hanya sekitar Rp. 100 juta ke garmen. Tapi anehnya, saya sampai jual mobil dan rumah yang saya beli cash. Dan salahnya, sisa uang dari jual rumah dan mobil itu bukannya saya lunasi ke cicilan rumah kedua.
Tapi jsutru malah buat beli tanah di Purwakarta. Masih dalam lingkup riba ini yang ternyata menguras semua harta yang saya punya," kata dia.
Setelah berhijrah dan kembali bergabung Persib Bandung, Eka semakin semangat.
Sebab, penggawa Persib juga sudah banyak yang berhijrah. Pembawa aura positif di jalan Allah pun juga ada di penggawa Persib, Yaitu Supardi NAsir. Supardi menurut Eka adalah sosok yang religius dari sebelum ia mengenalnya.
"Di Persib sendiri juga sudah lama para pemainnya ikut kajian. Supardi Nasir pembawa aura positifnya. Panutan saya dia. Dulu saya sebelum hijrah kalau salat tidak tepat waktu. Salat mah salat. Cuma waktu pas tepat jarang sekali. Alhamdulillah sekarang ada alarmnya," ucap dia.
Menurut Eka, kini ia semakin merasa tenang setelah berhijrah. Dekat dengan Allah membuat Eka tak khawatir atas karir dan rejekinya. Walaupun pada tahun 2015 Eka juga sempat berpikiran untuk menyudahi karirnya di dunia sepakbola, namun karena nasihat seorang mubalig Eka tetap meneruskan karirnya.
"Nasihat itu saya ingat. Setiap muslim memiliki jalan sendiri untuk berdakwah. Mungkin di sepakbola ini saya bisa turut berdakwah. Di Sepakbola saya kini lebih mengganti niat bukan duniawi yang saya kejar seperti gaji, karir, atau ketenaran. Tapi syiar dan dakwahnya yang saya kejar.
Medianya sepakbola," ucap dia seraya mengatakan jika hanya mengejar dunia maka yang akan didapatkan adalah lelah yang tidak ada barokahnya.
Terkait banyaknya Bobotoh yang sudah mulai banyak berhijrah, Eka mengatakan itu adalah merupakan kasih sayang Allah. Sebab, tidak semua orang akan mendapat hidayah dari Allah SWT untuk kembali ke jalan yang benar.
"Alhamdulillah Bobotoh banyak yang berhijarh. Semoga ini membawa dampak yang baik bagi Bobotoh dna juga Persib Bandungnya. Semoga semuanya diridoi Allah SWT," kata Eka mengakhir perbincangan dengan Tribun Jabar.
Ribuan Orang Antarkan Jenazah Razan Najjar ke Peristirahatan Terakhir, Fakta Baru Almarhumah Terkuak https://t.co/k1x4F7jU4q via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) June 2, 2018