Reaksi Mahfud MD Saat Ditanya Mengapa Rizal Ramli dan Sudirman Said Dipecat Jokowi dari Kabinet
Rupanya, cuitan netizen soal pemecatan Rizal Ramli dan Sudirman Said oleh Jokowi itu ditanggapi oleh Mahfud MD di twitter.
Penulis: Fauzie Pradita Abbas | Editor: Fidya Alifa Puspafirdausi
@FatonahLilis: Yg di pecat di rezim ini justru orang "yg punya otak brilian.
Diketahui, Rizal Ramli sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman diberhentikan dari jabatannya oleh Presiden Jokowi.
Saat itu, Rizal Ramli baru 11 bulan menjabat (12 Agustus 2015 - 27 Juli 2016).
Pemberhentian itu dilakukan oleh Jokowi dalam resuffle kabinet jilid I.

Jabatan tersebut kemudian digantikan oleh Luhut Binsar Pandjaitan.
Pada Jumat (6/4/2018) Rizal Ramli melalui akun twitternya mengungkapkan jika pemecatannya disebabkan adanya konflik kepentingan.
Ia menyebut jika dirinya legowo terhadap pencopotan tersebut, lantaran tak pernah meminta jabatan itu kepada pemerintah.
Bernasib Sama

Sosok Sudirman Said yang kini menjadi Direktur Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Pilpres 2019, sejatinya sudah dipercaya Jokowi untuk menjadi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral sejak awal pemerintahan.
Pria bernama lengkap Sudirman Said itu dicopot bersamaan dengan Anies Baswedan (kini menjadi Gubernur DKI Jakarta), yakni pada momen perombakan kabinet jilid II.
Pada penghujung 2015 lalu, Sudirman Said sempat menjadi sorotan karena melaporkan Setya Novanto, Ketua DPR saat itu, kepada Mahkamah Kehormatan Dewan.
Saat itu, Sudirman Said melaporkan Setya Novanto atas dugaan mencatut nama Jokowi-JK untuk meminta saham dari PT Freeport Indonesia.
• Sandiaga Uno Yakin Kubu Jokowi Bakal Menyerang Pakai Isu HAM di Debat Pilpres 2019: Akan Saya Jawab
Kala itu, Sudirman Said turut menyerahkan bukti rekaman percakapan Novanto bersama pengusaha minyak Riza Chalid saat berbincang dengan Presiden direktur PT Freeport Indonesia saat itu, Maroef Sjamsoeddin.
Rekaman yang diduga berisi percakapan permintaan saham itu diambil Maroef secara diam-diam.
Akibat laporan yang dikenal dengan kasus "Papa Minta Saham" itu, Setya Novanto akhirnya harus mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Ketua DPR.
Meski begitu, karier politik Novanto tetap moncer dan terpilih menjadi ketua umum Partai Golkar pada Mei 2016.
Kala itu, Setya Novanto langsung mendeklarasikan dukungan Golkar untuk Jokowi baik di pemerintahan saat ini ataupun untuk Pilpres 2019.
Dua bulan setelah deklarasi itu, Jokowi pun mencopot Sudirman Said.