Pilpres 2019

Pilih Jokowi atau Prabowo? Mahfud MD Ungkap yang Akan Dipilih di Pilpres 2019

Mahfud MD menceritakan soal memilih pemimpin pada Pilpres 2019 dan meminta kepada masyarakat untuk tidak golput.

Editor: Kisdiantoro
Kolase Tribun Jabar
Jokowi, Prabowo, dan Mahfud MD. Pada Pilpres 2019, Mahfud MD memastikan akan memilih dan tidak golput. 

"Karena semua orang ada jahatnya, tapi kan ada baiknya, yang jelas yang lebih jahat jangan sampai jadi pemimpin, soal siapa, setiap orang memiliki ukuran, pernyataan saya dikapitalisasi oleh pendukung ini dan ini, tapiya silahkan saja nggak papa namanya juga demokrasi, masing-masing orang punya nurani" ujarnya sambil tersenyum.

Saat batal dijadikan cawapres Jokowi, Mahfud MD mengaku tidak baper.

Mahfud MD lantas menjelaskan problem pemilu 2019.

"Pemilu yang sekarang ini, panas isu SARA, yang satu mengatasnamakan untuk agama, yang satu katanya sayang dengan agama, kemudian adu pemikiran, menurut saya itu nggak produktif, hanya membuat kkita bertengkar," ujar Mahfud.

Mahfud lantas mengimbau agar negara tidak terpecah gara-gara agenda 5 tahunan.

Mahfud MD tidak ingin seperti Suriah dan Irak karena tidak ada ketenangan hidup.

"Kita jaga, kita berkontestasi, jangan bawa agama, jangan dendam, ya milih pilih aja, habis itu kita bersatu lagi," ujarnya.

Mahfud menilai Pilpres 2014 panas namun tidak ada isu radikalisme.

"Sekarang ini, peristiwa DKI jakarta itu merambat pemikiran orang di luar DKI Jakarta, idenya melalui medsos, banyak komentar twitter saya itu dari Australia dari mana-mana," ujarnya.

Mahfud MD lantas menceritakan kisah balik tahun 2014 yang mendukung Prabowo.

"Dulu saya dukung Prabowo kan, pertimbangannya pada saat itu bukan pada soal agama, dua-duanya bukan tokoh agama," ujar Mahfud.

Lantas Mahfud menyebut bahwa Jokowi dan Prabowo bukanlah kriteria kepemimpinan islam.

"Anda tanya siapa kalau sudut islam mana pemimpin yang cocok, nggak ada, nggak ada, kita memilih pemimpin negara ini kriteria untuk memimpin umat islam nggak ada pada dua-duanya ini, kalau umat islam ingin berperan, pilih pemimpin yang lebih memberi akses," ujar Mahfud.

Lantas, Mahfud menceritakan alasannya mendukung Prabowo di pilpres 2014.

"Saat itu lebih ke orientasi karakter kepemimpinan dan program, saat itu Prabowo disimbolkan orang pendekatannya struktural, ingin memperbaiki lembaga-lembaga dan peraturan-peraturan, Jokowi pendekatan populisme, mendekati rakyat langsung, sama-sama baik kan? tapi saya milih Prabowo saat itu, karena saya hakim, saya suka struktural, gempur saja, lalu Jokowi menang ya sudah, masak mau ngamuk," ujar Mahfud MD.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved