Jatuh Bangun Hidup Bu Dendy, dari Biayai Keluarga Istri Pertama hingga Sawer Pelakor
Jatuh bangun kehidupan Bu Dendy, dari sawer pelakor hingga harus biayai keluarga istri pertama.
Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Seli Andina Miranti
"Kayak motor, kayak apa, memang semua kita tidak punya," ujarnya.
Keadaan semakin memburuk ketika Pak Dendy harus keluar dari pekerjaannya.
Karena memang membutuhkan uang untuk membiayai keluarganya, Bu Dendy akhirnya menjadi tulang punggung keluarga.
Sementara itu, Pak Dendy di rumah menjaga anak laki-laki mereka.
"Singkat cerita saya yang membantu Pak Dendy, sementara, untuk menanggung beban keluarga," ungkapnya.
Meski harus mencari nafkah, Bu Dendy tidak merasa keberatan karena menurutnya beban keluarga harus ditanggung bersama.
Bu Dendy memutuskan untuk bekerja sebagai penyanyi. Ia biasanya bernyanyi saat diundang instansi tertentu.
"Di kalangan instansi, di Polres, di Pemda. Alhamdulillah fee-nya (upahnya) lumayan untuk kehidupan kita, alhamdulillah ya."
Pada masa-masa sulit itu, Pak Dendy akan mengantar Bu Dendy bila harus naik panggung.
Seluruh tagihan dan angsuran dibayar dari uang yang dihasilkan Bu Dendy.
Bahkan, uang tersebut juga ada yang diberikan untuk memenuhi biaya hidup istri pertama Pak Dendy.
"Bayar apapun, termasuk dikirim, punten (untuk) anak-anak Pak Dendy yang ada di istri pertama, semuanya sumbernya dari saya," kenangnya.
Namun, hal tersebut hanya berlangsung sesaat, tidak sampai satu tahun.
Bu Dendy dan Pak Dendy mencari jalan lain untuk mencari nafkah.
Mereka mencoba merintis berbagai bisnis namun berakhir gagal sampai mereka tidak memiliki apa-apa.