Kisah Inspiratif
Kisah Cinta Luhut Binsar Pandjaitan dan Istri, Terjalin 47 Tahun, Bersurat saat Tugas di Perbatasan
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan memiliki kisah cinta yang manis bersama istrinya, Devi Pandjaitan.
Penulis: Yongky Yulius | Editor: Yongky Yulius
"Surat itu harus menempuh perjalanan panjang sebelum sampai ke tangan istri, begitu pula surat balasannya. Helikopter TNI adalah satu-satunya moda yang paling memungkinan untuk mengangkut surat cinta kami para prajurit yang bertugas di pelosok belantara perbatasan negara," tulis Luhut.
Setiap minggu, dia rajin menulis surat. Bahkan kadang lebih sering dari itu, ketika rindu melanda.
Tidak jarang, ada setumpuk surat hasil menulis beberapa hari akibat helikopter yang ditunggunya tak kunjung datang.
"Apa boleh buat, tidak ada cara lain untuk mengirim surat. Jalan di sana belum sebagus sekarang, sehingga waktu itu tidak mungkin dikirim lewat darat," tulis Luhut.
Ketika waktu berlalu, Luhut dan istrinya pun menikah di tahun 1971 dan akhirnya dikaruniai sampai 4 orang anak.
Dia paham bahwa tidak pernah mudah menjadi istri seorang anggota TNI yang sering tugas operasi ke luar daerah.
Maka dari itu, melihat anak-anak dan cucu-cucu saya tumbuh dengan baik, membuat Luhut merasa berhutang pada istri. Seorang yang cantik dan pintar, yang rela mengorbankan cita-cita pribadinya demi keluarga.
"Hutang itu saya bayar sampai sekarang dengan berusaha menjadi seorang suami yang belajar menjaga komitmen. Tentu saya tidak sempurna, tapi sebagai laki-laki saya tahu kapan harus memimpin, kapan harus memperhatikan, kapan harus diam, mengalah, dan mendengar," tulis Luhut Binsar Pandjaitan.
Dia mengatakan, anggapan laki-laki pada dasarnya sulit menjaga kesetiaan itu tidak salah. Tapi pengalaman hidup mengajarkan pada dia bahwa seorang pria bisa belajar untuk berkomitmen.
• Kisah Pasutri Rintis Usaha Berawal dari Kecintaan Fesyen Kekinian, Tuangkan Nilai Budaya Sunda
Maka, ketika dimintai tips oleh seorang staf di kantor, Luhut mengatakan bahwa laki-laki harus belajar menjaga pikiran, menjaga hati, dan menjaga waktu doa setiap hari.
"Dengan demikian usia pernikahanmu akan panjang. Tidak perlu doa yang panjang-panjang. Doa kami saja setiap pagi hanya, “Tuhan berikan kami kekuatan berdua supaya tetap bisa hidup baik dan damai, merawat anak-anak kami merawat perkawinan kami.”," tulis Luhut.
Luhut Binsar Pandjaitan dan istrinya tidak pernah meminta supaya dijadikan pasangan yang selalu se-iya sekata, karena itu tidak mungkin.
Yang paling mungkin dilakukan dua insan, kata dia, adalah membiarkan waktu yang menguji apakah masing-masing mampu menjaga egonya atas nama cinta.
"Demikian tulisan saya kali ini yang banyak menggunakan perasaan karena bicara tentang cinta. Lain seperti saat kita bicara tentang ekonomi nasional atau konsep poros maritim dunia yang harus banyak berdasarkan data. Tapi kalau bicara tentang cinta, tidak bisa pakai data," kata Luhut menutup tulisannya.