KKN Tematik Unibba Luncurkan Program Gerakan Memanen Air Hujan Bagi Korban Banjir Baleendah
Kepala LPPM Unibba sekaligus Ketua Tim Pelaksana KKN Tematik, Rina Andriani, menuturkan Proyek ini memanfaatkan air hujan untuk ketersedian air bersih
Penulis: Mumu Mujahidin | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mumu Mujahidin
TRIBUNJABAR.ID, BALEENDAH - Untuk mendukung program Pemerintah Pusat, Citarum Harum, Universitas Bale Bandung ( Unibba) dengan Direktorat Pembelajaran Mahasiswa (Ditjen Belmawa) Ristekdikti menggelar Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Hibah Pembelajaran Inovatif Wilayah Tengah Citarum 2018.
Dalam KKN Tematik ini Unibba menggelar proyek Gerakan Memanen Air Hujan (Gemar), yaitu menampung air hujan dan mengolahnya menjadi air layak minum untuk para pengungsi banjir di sekitar wilayah Baleendah.
Kepala LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat) Unibba sekaligus Ketua Tim Pelaksana KKN Tematik, Rina Andriani, menuturkan pelaksanaan KKN Tematik ini digelar mulai Kamis 29 November hingga Minggu 2 Desember 2018.
"Proyek ini memanfaatkan air hujan untuk ketersedian air bersih bagi para pengungsi korban banjir Baleendah. Kami akan membuat alat pemanen air hujan, kemudian mengolahnya menjadi air layak guna untuk para pengungsi banjir, seperti mencuci, mandi, masak, dan minum," tuturnya di kampus Unibba Baleendah, Kabupaten Bandung, Jumat (30/11/2018).
Ketersediaan air bersih di Baleendah, dikatakan Rina, selalu dikeluhkan oleh para pengungsi saat berada di posko-posko pengungsian.
Selain itu selama ini air hujan selalu terbuang begitu saja tanpa termanfaatkan secara maksimal.
Bahkan air hujan ini sering dikaitkan dengan salah satu penyebab banjir. Oleh karena itu pihaknya akan membuatkan alat pemanen penampung air hujan yang kemudian bisa dimanfaatkan oleh para pengungsi nantinya.
"Pertama kami akan ujicobakan di gedung Inkanas Baleendah salah satu posko pengungsian di Baleendah. Kami juga ujicobakan di kampus kami. Kalau berhasil kami juga akan terapkan di posko-posko pengungsian lain seperti di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) dan Gedung Juang," tuturnya.
• Misi Persib Bandung Taklukan Keangkeran Surajaya, Jonathan Bauman Disiapkan Sejak Menit Awal
• Mario Gomez Beri Instruksi Ini Agar Persib Bandung Tak Tersandung di Markas Persela Lamongan
Alat pemanen penampung air hujan ini dibuat dengan perangkat yang sangat sederhana dan mudah dirakit sehingga sangat bisa diterapkan oleh masyarakat umum.
Selain itu biaya untuk pembuatan alat pemanen air hujan ini juga sangat terjangkau.
"Sangat simpel air ditalang menggunakan paralon yang sudah dilengkapi dengan alat filterisasi (nano filter). Kemudian dialirkan ke bak penampung berupa torn, ditambah tabung ultraviolet. Biaya membuat alat hanya sekitar Rp 1,5 hingga Rp 3 juta, sudah bisa dirakit sendiri," tuturnya.
Untuk kapasitas bak torn 5000 liter ini bisa mengakomodir kebutuhan air bersih sekitar 100 orang pengungsi di pengungsian. Dengan begitu bisa mengurangi ketergantungan air bersih pada perusahaan seperti PDAM yang kadang terbatas ketersediaannya.
"Selama ini air hujan terbuang percuma, jadi kita akan manfaatkan. Ketersediaan air PDAM juga terbatas karena air tanah sudah mulai berkurang. Ditambah air hujan ini menyehatkan PHnya juga paling bagus 7,34," katanya.
KKN Tematik Hibah Pembelajaran Inovatif Wilayah Tengah Citarum 2018 ini diikuti oleh 15 kelompok mahasiswa dari 13 program studi. Masing-masing kelompok diikuti oleh 10 orang mahasiswa serta didampingi dosen pembimbing.
Pelaksanaan KKN Tematik ini juga didampingi TNI sebagai pelaksana program Citarum Harum dan masyarakat agar program KKN ini dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Program ini juga dilaksanakan di wilayah tengah Citarum lebih tepatnya sektor 6 dan 7 Satgas Citarum Harum.
"Dan untuk mengurangi produksi sampah di Sungai Citarum, kami juga menggagas proyek Pot Komposter Limbah Rumah Tangga (PKL RT) hanya menggunakan ember dan pot. Program ini diharapkan dapat mengurangi produksi sampah ke sungai paling tidak menyelamatkan air di Citarum," pungkasnya.
Sementara Rektor Unibba Nasep Rachmat menuturkan KKN Tematik ini adalah salah satu upaya Unibba dalam mengimplementasikan dan mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi di bidang pengabdian kepada masyarakat.
Nasep berharap dengan kegiatan ini, baik mahasiswa dan masyarakat dapat sama-sama belajar, terlebih mahasiswa yang dapat mengabdikan dirinya kepada masyarakat dengan sungguh-sungguh dengan sosialisasi dan mengedukasi warga terkait pentingnya menjaga lingkungan terutama Sungai Citarum.
"Permasalahan Citarum adalah permasalahan lingkungan bersama. Seluruh pihak harus turun langsung menangani permasalahan lingkungan ini, termasuk kami pihak akademisi. Oleh karena itu KKN Tematik ini sebagai upaya pengabdian mahasiswa kepada masyarakat khususnya Citarum Harum," tuturnya di Kampus Unibba. (mud)
Kontrak Akan Habis Akhir Musim Ini, Ghozali Siregar Prioritaskan Bertahan di Persib Bandung https://t.co/6z8eh9bugU via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) November 30, 2018