PM Jepang: Perjanjian Damai dengan Rusia Didasarkan pada Deklarasi 1956
Para pemimpin Jepang dan Rusia telah mencapai kesepakatan yang bisa menjadi terobosan dalam perselisihan selama puluhan tahun antara kedua negara.
TRIBUNJABAR.ID, SINGAPURA - Para pemimpin Jepang dan Rusia telah mencapai kesepakatan yang bisa menjadi terobosan dalam perselisihan selama puluhan tahun antara kedua negara.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan dirinya dan Presiden Rusia Vladimir Putin akan mempercepat perundingan tentang perjanjian damai, berdasarkan deklarasi bersama 1956.
Ini menyatakan bahwa dua dari empat pulau yang disengketakan akan diserahkan ke Jepang pada akhir perjanjian damai bilateral.
Abe menegaskan kembali pernyataannya kepada Putin, negara mereka tidak akan melanjutkan sengketa ini pada generasi berikutnya.
Dikutip dari laman NHK World, Kamis (15/11/2018), kedaulatan atas pulau-pulau itu memang diperdebatkan selama lebih dari 70 tahun, sejak Perang Dunia II.
Abe kemudian melanjutkan, Putin dan dirinya sama-sama bertekad untuk mengakhiri masalah ini, dan mereka telah menegaskan kembali komitmen tersebut.
Selain itu, ia juga mengatakan kedua pemimpin sepakat bahwa mereka akan mempercepat perundingan perjanjian damai, berdasarkan deklarasi bersama antara kedua negara.
Saat bertemu Abe, Putin pun mengaku akan mengunjungi Jepang untuk KTT G20 tahun depan.
Namun sebelum agenda itu, Abe yang akan mengunjungi Rusia terlebih dahulu pada awal tahun depan untuk membahas lebih lanjut tentang komitmen itu.
Abe menambahkan, perjanjian tersebut menunjukkan kepemimpinan Putin dan dirinya menjadi penentu dalam penyelesaian negosiasi tentang perjanjian damai.