Murid SDN 1 Andir Baleendah Terpaksa Laksanakan KBM di Tempat Pengungsian, Sekolah Terendam Banjir
Berdasarkan pantauan Tribun Jabar, murid-murid SDN 1 Andir kelas 3, 4, 5 dan 6 masih tampak belajar di Aula Gedung Kwarcab.
Penulis: Mumu Mujahidin | Editor: Fauzie Pradita Abbas
Tingkat kehadiran sekolah anak-anak ini hanya mencapai 50 persen lebih.
Dari jumlah murid 220 siswa, hanya sekitar 134 murid yang mengikuti kegiatan belajar di pengungsian.
Hal tersebut terjadi karena banyak dari rumah murid-murid SD ini yang ikut terendam banjir.
"Kami sangat maklum karena kondisinya seperti ini. Ada yang kesiangan karena memaksakan sekolah padahal aksesnya juga banjir. Ada juga yang memakai baju bebas karena seragam mereka ikut terendam," kata Yeti maklum.
Meski demikian sebagian besar anak-anak masih tampak semangat belajar, karena mereka juga sudah terbiasa. Hampir setiap tahun dari akhir tahun hingga awal tahun saat musim hujan tiba mereka harus mengungsi.
"Kami harus semangat mengajar supaya anak-anak juga semangat belajar. Mereka mau datang sekolah saja kami sudah senang. Jadi kami harus menjaga semangat belajar mereka," katanya.
Selain tempat belajar yang seadanya ditambah kurangnya fasilitas belajar yang menunjang, kepala sekolah dibingungkan dengan kondisi ini. Karena kurang dari sebulan mereka akan menghadapi ujian alhir semester PAS (Pelaksanaan Akhir Semester) pada 28 November nanti.
"Kami berharap bisa mendapat tempat yang lebih memadai supaya hasil dari PAS ini lebih baik. Kasian kalau ujian dalam kondisi seperti ini. Kami akan mengajukan tempat ke pihak dinas (Disdik) melalui UPT," pungkasnya.
Berdasarkan data BPBD Kabupaten Bandung beberapa sekolah dasar yang yang berada di tiga kecamatan terendam banjir.
Beberapa di antaranya SDN Bolero 1 dan 2 serta SDN Bojong Asih 1 dan 2 di Kecamatan Dayeuhkolot ditambah SDN 1 Andir di Kecamatan Baleendah.