Ratna Sari Dewi Masih Ingat Ucapan Soekarno Saat Melamarnya, Datang dari Jepang & Jadi Istri ke-5

Ratna Sari Dewi pertama kali bertemu Soekarno saat Bapak Proklamator itu mengunjungi Jepang pada 16 Juni 1959.

Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Fauzie Pradita Abbas
Kolase Tribun Jabar
Soekarno dan Ratna Sari Dewi 

Cintanya tumbuh, kata Ratna Sari Dewi, ketika mereka terus bertemu saat Soekarno bertugas ke Jepang.

"Tidak, saya tidak bisa menyimpukan ini cinta. Saya seperti mengagumi ciptaan Tuhan, beliau sangat mengagumkan. Perasaan cinta itu datang setelahnya," katanya.

Setelah itu, Ratna Sari Dewi diundang oleh Soekarno untuk datang ke Indonesia selama dua pekan.

Ratna memutuskan untuk datang ke Indonesia agar bisa memikirkan keputusannya untuk menikah.

"Jika saya pergi ke luar negeri mungkin saya akan mendapat pencerahan tentang keputusan yang harus diambil."

Perjalanan yang dilalui oleh Ratna Sari Dewi cukup panjang untuk mencapai Indonesia.

Presiden Soekarno bersama istri ketiganya Ratna Sari Dewi atau Naoto Nemoko saat muda. Kini berusia 75 tahun.
Presiden Soekarno bersama istri ketiganya Ratna Sari Dewi atau Naoto Nemoko saat muda. Kini berusia 75 tahun. (Istimewa)

Saat itu, belum ada pesawat yang bisa membawanya dari Jepang langsung ke Indonesia.

Ratna Sari Dewi harus transit di beberapa negara sebelum mencapai Indonesia.

"Untuk terbang ke Jakarta saya harus terbang dari Tokyo ke Hongkong, Hongkong ke Bangkok, Bangkok ke Singapura, satu malam di Singapura sebelum sampai ke Indonesia," ceritanya.

Sesampai di Indonesia, Ratna Sari Dewi diajak oleh Soekarno ke Tampaksiring di Bali.

Ternyata, Ratna Sari Dewi yang saat itu masih berusia 19 tahun dilamar oleh Soekarno.

Lamaran tersebut dilakukan saat mereka hanya berdua.

Ratna Sari Dewi masih ingat betul kata-kata yang diucapan Soekarno saat meminangnya.

Bung Karno dan Ratna Sari Dewi.
Bung Karno dan Ratna Sari Dewi. (Istimewa/Intisari)

Ia juga ingat suasana dan pemandangan langit Bali pada saat itu.

"Saat itu pertama kali kami berduaan, dari Tampaksiring kami melihat jajaran pohon kelapa di sore hari, dan matahari tampak begitu besar perlahan tenggelam, kemudian bayangan dari pohon kelapa itu perlahan gelap," kenangnya.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved