1 Prajurit Disebut Setara 120 TNI Biasa, Inilah Denjaka, Pasukan Elite TNI AL yang Luar Biasa
Denjaka adalah pasukan elite TNI AL yang mempunyai kehebatan luar biasa. Bahkan 1 prajurit Denjaka disebut setara dengan 120 TNI biasa.
Penulis: Indan Kurnia Efendi | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Dalam sebuah artikel Tribun Jambi berjudul "Miliki IQ Tinggi dan Disebut 'Hantu Air' Inilah Denjaka yang Disebut 1 Personel Setara 120 TNI Biasa", disebutkan bagaimana kerasnya pelatihan Denjaka.
Terpaan ombak di Laut Banyuwangi yang baisanya menghanyutakan perahu para nelayan harus bisa diatasi, mereka harus bertahan sekaligus menyelamatkan diri sendiri dan anggota lainnya.
Bahkan mereka kerap dilatih dengan kaki dan tangan yang terikat.
Setelah berhasil melawan ganasnya ombak di lautan, hal selanjutnya yang perlu calon anggota lakukan adalah bertahan hidup di dalam hutan, perbekalan yang diberikan pada para anggota pelatihan hanyalah garam.
• Benny Moerdani, Anggota Kopassus Perkasa Tembus Zona Neraka, Pasukan Elite Inggris Takluk Seketika
Bahkan air minum pun tidak dibekali. Mereka benar-benar harus mencari sendiri di dalam hutan.
Sementara proses pelatihannya biasanya dilakukan di Alas Purwo.
Tepat di tengah hutan, mereka harus bisa bertahan hidup selama berhari-hari.
Tak jarang mereka memutuskan untuk berburu binatang buas, seperti ular.
Kalau mereka hanya mampu menangkap seekor monyet, maka binatang itulah yang akan menjadi santapannya.
Bukan hanya sampai di situ, ada latihan udara yang harus dilalui para prajurit.
Ya, mereka akan melakukan terjun payung. Mereka diharuskan terjun bebas pada malam hari, tujuannya adalah agar bisa memberikan pelatihan pada mereka jika sewaktu-waktu harus masuk ke lokasi musuh pada malam hari memakai parasut.

Kemampuan lain yang harus dimiliki seorang Denjaka seperti penggunaan kompas yang tepat sasaraan.
Biasanya proses pelatihan menggunakan kompas akan dilakukan di Banyuwangi sampai ke Surabaya.
Ada cerita saat Denjaka bikin Korps Marinir AS untuk kawasan Pasifik Letjen Duane D Thiessen geleng-geleng kepala.
Kala itu, Duane D Thiessen sedang berkunjung ke markas Marinir di Cilandak dan disambut adegan operasi antiteror dan pembebasan sandera memakai peluru tajam.