Gunung Soputan di Sulawesi Utara Berstatus Siaga, Ini Penjelasan Badan Geologi
Untuk mengantisipasi potensi erupsi, maka terhitung Rabu (3/10/2018) pukul 01.00 WITA, status aktivitas Gunung Soputan ditingkatkan dari Level II (Was
Penulis: Yongky Yulius | Editor: Theofilus Richard
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Yongky Yulius
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Aktivitas Gunung Soputan di Kabupaten Minahasa Selatan-Minahasa Tenggara, Provinsi Sulawesi Utara, dilaporkan mengalami peningkatan berdasarkan hasil analisis data pemantauan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi.
Untuk mengantisipasi potensi erupsi, maka terhitung Rabu (3/10/2018) pukul 01.00 WITA, status aktivitas Gunung Soputan ditingkatkan dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga).
Kepala PVMBG, Kasbani, menjelaskan bahwa pemantauan secara visual dengan kamera termal pada malam hari menunjukan adanya citra panas di puncak Gunung Soputan yang mengindikasikan adanya lava bertemperatur tinggi.
Kemudian, ujar dia, kegempaan vulkanik mulai mengalami peningkatan pada bulan September 2018 dari sekitar dua gempa per hari menjadi 101 gempa per hari pada 2 Oktober 2018.
Pada rentang waktu yang sama, aktivitas embusan mengalami peningkatan dari sekira 2-6 kejadian per hari menjadi 851 kejadian per hari pada 2 Oktober 2018.
"Aktivitas Guguran Lava mengalami peningkatan secara perlahan mulai pertengahan Juli 2018 hingga akhir Agustus 2018 dari sekitar 3 kejadian per hari menjadi sekitar 16 kejadian per hari. Namun sejak September 2018 hingga 2 Oktober 2018, jumlah Guguran Lava mengalami peningkatan yang lebih signifikan dari sekitar 16 kejadian per hari menjadi 193 kejadian per hari," ujar Kasbani dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Tribun Jabar di Bandung.
• Kapolres Garut Jemput Warga Sukaresmi yang Jadi Korban Gempa-Tsunami Sulteng di Halim Perdanakusuma
• Kurangi Risiko Bangkrut, Aplikasi Kasir Digunakan Banyak UMKM
"Amplitudo seismik (RSAM - Realtime Seismic Amplitude Measurement) menunjukkan tren akselerasi (percepatan) terutama mulai pada 2 Oktober 2018 sekira pukul 16.00 WITA," sambungnya.
Rekomendasi PVMBG
PVMBG memberikan sejumlah rekomendasi kepada masyarakat dan pemerintah daerah setempat.
Kasbani mengatakan, masyarakat diimbau untuk tidak beraktivitas di seluruh area di dalam radius empat kilometer dari puncak Gunung Soputan dan di dalam area perluasan sektoral ke arah Barat-Barat daya sejauh 6,5 kilometer dari puncak yang merupakan daerah bukaan kawah untuk menghindari potensi ancaman guguran lava maupun awan panas.
Masyarakat di sekitar Gujung Soputan juga dianjurkan agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut, guna mengantisipasi potensi bahaya gangguan saluran pernapasan jika terjadi hujan abu.
Kemudian masyarakat diminta mewaspadai potensi ancaman aliran lahar yang dapat terjadi setelah terjadinya erupsi yaitu dimana material erupsi terbawa oleh air, terutama pada sungai-sungai yang berhulu di sekitar lereng Gunung Soputan, seperti di antaranya Sungai Ranowangko, Sungai Lawian, Sungai Popang, dan Londola Kelewahu.
"Masyarakat di sekitar Gunung Soputan diharap tetap tenang, tidak terpancing isu-isu letusan Gunung Soputan. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi selalu berkoordinasi dengan BNPB, Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Badan Penanggulangan Bencana Daerah), Pemerintah Kabupaten Minahasa, Minahasa Selatan dan Minahasa Tenggara tentang aktivitas Gunung Soputan. Masyarakat harap selalu mengikuti arahan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah," ujar Kasbani.
"Pemerintah Daerah agar senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gununt Soputan di Silian Tiga, Kecamatan Silian Raya, Kabupaten Minahasa Tenggara, Provinsi Sulawesi Utara atau dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung," lanjutnya.
• Hari Ini, Rupiah Melemah ke Posisi Rp 15.065 per Dolar AS
• Pasien Atas Nama Ratna Sarumpaet Terus Dicari Polres Cimahi