Gempa Donggala

Dua Hari Sebelum Gempa Dahsyat Menerjang Palu, Napi Teroris di Lapas Palu Sudah Dipindah

"Karena untuk pembinaan dan termasuk high risk maka ditaruh di lapas Nusakambangan," kata Sri.

Editor: Ravianto
capture video
Tangkapan kamera situasi di Teluk Palu, beberapa saat setelah gempa 7,4 Skala Richter mengguncang, Jumat (28/9/2018). 

TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) memastikan bahwa tidak ada napi terorisme yang berada di Lapas Palu saat gempa dan tsunami melanda wilayah Sulawesi Tengah.

Pasalnya, menurut Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjen PAS), Sri Puguh Budi Utama, para napi terorisme telah dipindahkan sebelum terjadi bencana.

Di Lapas Palu terdapat lima napi terorisme yang dipindahkan ke Nusakambangan.

"Kebetulan sebelum ada kejadian, dua hari sebelum kejadian (dipindahkan). Belum ada kejadian (gempa), bapak Kakanwil memang memindahkan lima yang kasus teroris ke Nusakambangan," ujar Sri dalam konferensi pers di Kantor Ditjen PAS, Jln Veteran, Jakarta Pusat, Senin (1/10/2018).

Sri mengungkapkan bahwa pemindahan ini dilakukan atas dasar pembinaan. Para napi terorisme masuk ke dalam kategori warga binaan dengan risiko tinggi atau high risk.

"Karena untuk pembinaan dan termasuk high risk maka ditaruh di lapas Nusakambangan," kata Sri.

Sri mengungkapkan bahwa sisa napi yang berada di Lapas Palu adalah napi kasus narkotika, korupsi, dan kriminal biasa.

Menurut Sri, napi yang masih bertahan rata-rata berasal dari kasus korupsi atau tipikor.

"Justru yg tinggal di Lapas Palu dan Rutan Palu itu adalah mereka yang kasusnya tipikor. Itu tinggal di sana masih di sana. 56 dan 102 di Lapas Palu itu di antaranya kasus tipikor," ujarnya.

Lapas Palu sendiri merupakan gabungan dari lapas biasa, Lembaga Pemasyarakatan Perempuan (LPP), dan Lapas Anak. (*)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved