Kisah Pilu Kapten Tendean, Dibunuh Secara Keji Sebulan Menjelang Pernikahan
Sebelum gugur di tangan pemberontak, Pierre sejatinya telah merencanakan untuk menikah. Tinggal menunggu waktu Pierre bakal bersanding di pelaminan.
Pierre pun dibawa ke Lubang Buaya bersama bersama ke enam perwira tinggi TNI lainnya yang kemudian dibunuh secara keji dan dimasukkan ke dalam sumur berdiameter 75 cm dengan posisi kaki di atas.
Pierre Tendean meninggal di usianya yang menginjak 26 tahun.
Duka mendalam pun dialami ibunya dan juga calon istri bernama Rukmini Chaimin yang menantinya di Medan untuk melaksanakan pernikahan pada bulan November 1965.
Pierre Tendean kemudian ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi Indonesia pada tanggal 5 Oktober 1965.
Bentuk kehormatan pun disampaikan dengan menaikkan pangkat beliau menjadi Kapten.
Pernikahan Tak Jadi Kenyataan
Sebelum gugur di tangan pemberontak, Pierre sejatinya telah merencanakan untuk menikah.
Tinggal menunggu waktu Pierre bakal bersanding di pelaminan dengan Rukmini Chaimin wanita cantik asal Medan.
Gadis cantik berambut ikal dan bermata besar itu telah membuat Pierre jatuh hati.
Keduanya bertemu karena perkenalan oleh kawan-kawan mereka.
Perkenalan terjadi saat Pierre menjadi Komandan Peleton Zeni di Kodam II Sumatera Utara.
Selain Cantik Pierre menurut pengakuan kakak Pierre, Adiknya itu sangat tertarik oleh kehalusan dan kelemahlembutan Rukmini.
Dari sejak menempuh pendidikan di Akademi Teknik Angkatan Darat (ATEKAD), Pierre Tendean sebenarnya sudah jadi idola para wanita.
Seperti ditulis dari Dinas Sejarah TNI Pierre digelari Robert Wagner dari Panorama.
Banyak diantara gadis yang mau menjalin asmara dengannya.