Ini Alasan Peziarah Datangi Makam Dalem Sembah Pangudar, dari Ingin Tahu sampai Bingung Bayar Hutang

"Yang paling banyak adalah para peziarah datang karena dalam kondisi terlilit hutang."

Penulis: Hakim Baihaqi | Editor: Seli Andina Miranti
Tribun Jabar/ Hakim Baihaqi
Makam Raden Panji Pangeran Argaloka atau Sembah Dalem Pangudar berada di Cinangka, Desa Mandalasari, Kecamatan Cikancung, Kabupaten Bandung. 

Laporan wartawan Tribun Jabar, Hakim Baihaqi

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Makam keramat Dalem Sembah Pangudar atau Raden Haji Pangeran Panji Argaloka di Kampung Cinangka, Desa Mandalasari, Kecamatan Cikancung, Kabupaten Bandung, setiap harinya dikunjungi oleh para peziarah.

Makam yang memiliki luas 1,5 hektare ini di dalamnya terdapat beberapa bangunan, di antaranya masjid kecil, bangunan pos, dan bangunan yang di dalamnya ada beberapa pusara, salah satunya pusara Dalem Sembah Pangudar.

Juru kunci makam, Ojang Syaeful Anwas, mengatakan, alasan para peziarah yang datang ke makam ini beragam, mulai dari sekadar ingin tahu, mencari ketenangan, dan berbagai alasan lainnya.


"Yang paling banyak adalah para peziarah datang karena dalam kondisi terlilit hutang, mereka ingin ada jalan keluar," kata Ojang di Makam Keramat Dalem Sembah Pangudar, Minggu (30/9/2018).

Ojang mengatakan, untuk meyakinkan para peziarah, makam tersebut bukanlah tempat untuk mencari kekayaan atau pegusihan, melainkan hanya makam tokoh penyebar agama islam di sekitar.

"Mereka boleh berdoa di sini, tetapi harus juga berusahan untuk mencari jalan keluar," katanya.

Berdasarkan di makam keramat tersebut, diketahui merupakan makam Sembah Dalem Pangudar atau Raden Haji Pangeran Panji Argaloka, dikenal oleh masyarakat Kecamatan Cikancung dan Cicalengka, Kabupaten Bandung, sebagai tokoh penyebar ajaran agama islam.

Pada abad ke-18, Raden Haji Pangeran Panji Argaloka yang berasal dari Cirebon daerah Kanoman, diutus untuk menyebarkan ajaran agama islam secara langsung di wilayah Cinangka yang sekarang terbagi ke dalam tiga wilayah, yaitu Cikancung, Nagreg, dan Cicalengka.

Dari Reruntuhan sampai Selokan, Ini Tempat-tempat Balita Ditemukan di Palu Usai Gempa dan Tsunami

Sampai di Cicalengka, Raden Haji Pangeran Panji Argaloka, kemudian menikah dengan gadis asal Kampung Cihanyir, untuk mempermudah dirinya menyebarkan agama islam kepada masyarakat pada saat itu.

Ketika Raden Haji Pangeran Panji Argaloka melakukan penyebaran agama islam, kehadiranya sangat diterima oleh masyarakat, karena mampu pula mengobati orang dalam keadaan sakit lahir maupun batin.

Di balik diterimanya ia oleh masyarakat, kehadiran ditolak keras oleh para penjajah dari Negeri Belanda, karena dianggap mengganggu kedudukan para penjajah kala itu.

Geram karena keberadaan Raden Panji Pangeran Argaloka, para penjajah itu kemudian menangkapnya dan memborgolnya, namun, tidak lama kemudian Raden Panji Pangeran Argaloka menghilang.

Tak Hanya Instagrammable, Scoop & Skoops Juga Miliki Varian Rasa Es Krim Unik, Ada Rasa Rujak!

Ini 4 Hal yang Terlupakan dari Duel Persib Bandung vs Persija Jakarta

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved