Pilpres 2019

Malam Ini Pengambilan Nomor Urut Capres-Cawapres, Gerindra Berharap Prabowo-Sandi Dapat Nomor Urut 2

Sepanjang hari kemarin, kedua tim pemenangan mengakui sudah gundah gulana akan mendapat nomor berapa.

Editor: Ravianto
Tribunnews.com/ Fahdi Fahlevi
Andre Rosiade 

"Ya enggak kebagian efeknya. Ya umpamanya katakan Pak Jokowi nomor satu, PKB yang mendapatkan nomor efek itu. Bayangkan kalau nomor dua, efeknya bagaimana? Tidak terjadi efek begitu ya," katanya.

Menurut Lodewijk, Gerindra akan diuntungkan bila pasangan Prabowo-Sandi mendapatkan nomor urut dua.

Karena, selain mengkampanyekan pasangan capres-cawapres, nomor tersebut juga sekaligus dapat mengkampanyekan Partai Gerindra.

"Gerinda sama lah kalau dia sekali kampanye, sekaligus pasangan calon, sekaligus untuk partai. Golkar kita tetap nomor empat," pungkasnya.

Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Anggraini menjelaskan sebaiknya nomor urut presiden dan wakil presiden dimulai dari angka 47.

Alasannya, nomor urut caleg DPD terbesar berada di Banten hingga nomor 46.

"Harusnya di angka 47 dan 48. Di Banten itu kan sampai 46 nomornya," ujarnya.

Penjelasannya, nomor urut Caleg DPD dimulai dari angka 21, mengingat nomor urut partai politik hingga 20. Artinya, pasangan capres dan cawapres dapat diberikan nomor urut 47 dan 48.

Dia menilai hal ini diperlukan agar tidak ada caleg atau partai politik yang diuntungkan atau dapat terafiliasi dari nomor urut pasangan capres dan cawapres.

"Toh, tidak akan masalah juga kan? Kertasnya juga nanti akan beda. Satu ditulis 47, satu lagi 48," lanjutnya.

Pengalaman dari Pemilu 2009 dan 2014, nomor urut partai politik memiliki keuntungan tersendiri bagi caleg.

Mereka yang bernomor urut sama dengan partai politik, memiliki tingkat keterpilihan yang lebih tinggi.

Bukan hanya itu, nomor urut pasangan capres dan cawapres dimulai dari angka tinggi, juga merupakan sebuah bentuk pembelajaran bagi masyarakat untuk tidak mengambil 'jalan pintas'.

"Ini juga pendidikan politik bagi masyarakat. Mereka tahunya kan nomor satu saja atau nomor dua saja. Jadi, nanti milihnya ya cuma itu-itu saja," imbuhnya. (tribun network/ryo/coz)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved