Mengapa Disunahkan Berpuasa Tasu'ah? Semula Rasulullah Hanya Puasa Asyura, Dosa Dihapus Setahun
Umat Islam berisap mengerjakan puasa puasa Tasuah dan Asyura. Dua puasa sunnah ini dikerjakan pada tanggal 9 dan 10 Muharram.
Penulis: Kisdiantoro | Editor: Kisdiantoro
يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى.
“Wahai Rasulullah, hari ini adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nashrani.” Lantas beliau mengatakan,
فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ – إِنْ شَاءَ اللَّهُ – صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ
“Apabila tiba tahun depan –insya Allah (jika Allah menghendaki)– kita akan berpuasa pula pada hari kesembilan.”
Ibnu Abbas mengatakan,
فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّىَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-
“Belum sampai tahun depan, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam sudah keburu meninggal dunia.”
(HR. Muslim no. 1134).
Imam Nawawi rahimahullah, mengatakan, para ulama berkata bahwa dianjurkannya puasa Tasu'ah adalah untuk menyelisihi kebiasaan orang Yahudi yang hanya berpuasa di tanggal 10 Muharram.