Menjelajah ke Komplek Makam Sunan Gunung Jati, Ternyata Tak Sembarang Orang Bisa Masuk

Peziarah perempuan yang sedang menstruasi, dilarang masuk ke makam utama karena makam tersebut dianggap kawasan yang suci.

Penulis: Siti Masithoh | Editor: Yudha Maulana
Tribun Jabar/Siti Masithoh
Seorang warga berdiri di atas titian tangga menujui makam utama Sunan Gunung Djati Cirebon yang tidak bisa dimasuki sebrangan orang. 

Di samping kiri bangunan makam tersebut, ada Makam Pangeran Carkrabuana atau Mbah Kuwu Sangkan Cirebon.

Saat ini, Tribun Jabar berksemepatan bertemu dengan seorang Sejarawan Cirebon, Opan Safari.

Mengenakan pakaian batik, ia membawa tas yang di dalamnya terdapat naskag Serat Carub Kanda.

BREAKING NEWS: Warga Temukan Mayat Bayi Laki-laki di Selokan, Ari-ari Masih Menempel

Naskah tersebut bertuliskan Bahasa Arab yang menceritakan proses Pangeran Cakra Buana ketika belajar Agama Islam di Karawang.

Carub berarti campur, dan Kanda artinya cerita atau obrolan. Jadi, Serat Carub Kanda adalah naskah yang berarti cerita campuran.

Naskah tersebut terdiri dari 11 carang atau cabang dan setiap cabangnya memiliki cerita yang berbeda.

"Ini naskah ditulis tahun 1813 yang ditulis oleh Cangga saya bernama Pangeran Lingga Buana atau Pangeran Tuji Jaya Sukma," kata Opan Safari saat ditemui di Makam Sunan Gunung Djati, Cirebon, Selasa (11/9/2018).

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved