Robert Wolter Mongisidi, Pejuang Paling Ditakuti Belanda, Aksi Nekatnya Buat Musuh Kalang Kabut

Ia menargetkan individu atau kelompok kecil dari pasukan militer Belanda untuk menyerang dan merampas senjata.

Penulis: Widia Lestari | Editor: Ravianto
Kolase Tribun Jabar

Pasukan Lapris dibombardir pasukan militer Belanda di Gunung Ranaya.

Pertempuran besar itu terjadi pada 8 Agustus 1946.

Akibatnya, pasukan Lapris sempat turun gunung dan mengubah strategi perlawan.

Sejak saat itu, perlawanannya dilakukan secara gerilya.

Pasukan Gerilya ini dinamai Pasukan Harimau Indonesia.

Robert Wolter Mongisidi pun menjadi wakil komandan Pasukan Harimau Indonesia.

Pada perlawananya kali ini, Robert Wolter Mongisidi dan pasukannya melancarkan serangan berbeda.

Ia menargetkan individu atau kelompok kecil dari pasukan militer Belanda untuk menyerang dan merampas senjata.

Hal ini diungkap dalam buku Maulwi Saelan: Penjaga Terakhir Soekarno, seperti yang dikutip Intisari.

Namun, perlawanan demi perlawanan bersama Pasukan Harimau Indonesia harus berujung tragis.

Robert Wolter Mongisidi ditangkap pasukan militer Belanda dan divonis hukuman mati.

Sebelum dieksekusi mati, Robert Wolter Mongisidi meminta agar kedua matanya tak ditutup.

Dilansir Tribunjabar.id dari Kompas, Robert Wolter Mongisidi pun sampai tiga kali meneriakkan kata 'Merdeka.

Cara Akses WhatsApp Tanpa Kuota Internet, Kamu Bisa Chatting Gratis di Mana Pun

Adik Ahok Beri Tanggapan Soal Santernya Kabar Pernikahan Sang Kakak dan Isu Pindah Agama Demi Wanita

Pada akhirnya, nyawanya melayang dihantam peluru pasukan militer Belanda.

Ternyata, sebelum meninggal Robert Wolter Mongisidi pun menuliskan sepucuk surat.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved