Rupiah Melemah

Giliran Kwik Kian Gie Pertanyakan Statment Sri Mulyani Soal Anjloknya Rupiah

Ancaman Menteri Keuangan, Sri Mulyani pada para spekulan atau pengambil keuntungan saat melemahnya rupiah, mendapat kritikan dari. . .

Editor: Fauzie Pradita Abbas
KOMPAS/SIGID KURNIAWAN
Menteri Kuangan Sri Mulyani memberikan keterangan kepada wartawan terkait realisasi APBN triwulan pertama 2018 di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (16/4/2018). Sri Mulyani menyatakan realisasi defisit anggaran APBN pada triwulan pertama telah mencapai 0,58 persen terhadap PDB atau sekitar Rp85,8 triliun yang mana angka tersebut paling rendah dalam periode sama selama tiga tahun terakhir. 

TRIBUNJABAR.ID - Ancaman Menteri Keuangan, Sri Mulyani pada para spekulan atau pengambil keuntungan saat melemahnya rupiah, mendapat kritikan dari ekonom Kwik Kian Gie.

Mantan Menteri Koordinator Ekonomi Kwik Kian Gie keluar dari gedung KPK, Kamis (20/4/2017). Kwik Kian Gie menyambangi KPK untuk memenuhi panggilan KPK berkaitan dengan kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI).
Mantan Menteri Koordinator Ekonomi Kwik Kian Gie keluar dari gedung KPK, Kamis (20/4/2017). Kwik Kian Gie menyambangi KPK untuk memenuhi panggilan KPK berkaitan dengan kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI). (TRIBUNNEWS/HERUDIN)

Kritikan ini disampaikan Kwik saat dirinya menjadi narasumber di program acara Rosi, Kompas TV dengan tema 'Rupiah Tertekan, Ekonomi Mengkhawatirkan?', Kamis (6/9/2018).

Mulanya, tayangan terkait pernyataan Sri Mulyani itu diputarkan di depan narasumber.

"Kalau ada pihak-pihak yang menggunakan kesempatan ini untuk mengambil keuntungan untuk dirinya sendiri atas korban dari orang lain, maka tindakan-tindakan yang dilakukan bersama kami (Menkeu) dan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) serta Bank Indonesia untuk memonitor sangat detail dan tegas dari pelaku-pelaku ekonomi yang mencoba melalukan profit taking," ujar Sri Mulyani dalam video.

Menanggapi hal tersebut, Kwik mengatakan jika spekulan atau pihak yang mencoba mengambil keuntungan itu tidak bisa ditindak oleh pemerintah.

Karena tidak ada larangan yang pasti atas hal tersebut.

"Kalau seandainya ada orang terang-terangan melakukan spekulasi, pemerintah mengawasi, pemerintah mengetahui dia spekulan besar, pemerintah mau berbuat apa terhadap dia? wong boleh kok, siapa yang melarang orang menjadi spekulan?," jawab Kwik.

Belum usai Kwik berbicara, Said Didu yang sama-sama menjadi narasumber pun turut mendukung perkataan dari Kwik.

"Hukumnya gak ada (menindak spekulan)," sela Said Didu.

Kwik kembali melanjutkan jika yang dikatakan Sri Mulyani aneh.

Karena walaupun mengawasi para spekulan, tidak ada yang bisa dilakukan.

"Aneh kan, keterangannya Menteri Keuangan kan aneh, Dia mengawasi untuk apa? mengawasi untuk ditindak? apa bisa menindak untuk spekulan? apa dasarnya? kita menganut sistem lalu lintas devisa bebas," lanjut Kwik.

Pernyataan dari Kwik ini kemudian kembali ditanyakan Rosi, selaku pembawa acara pada narasumber lainnya yakni Denni Puspa Purbasari selaku Deputi III Kantor Staf Kepresidenan (KSP).

"Itu tidak dianggap sebagai sinyal yang kuat untuk jalur rupiah dari gangguan para spekulan?," tanya Rosi pada Denni.

Denni menjawab pernyataan dari Kwik bahwa pernyataan dari Sri Mulyani adalah memonitor bersama OJK untuk memastikan bahwa Pemerintah mawas dalam kondisi rupiah yang melemah.

"Saya kira tadi yang disampaikan, oleh Bu Sri Mulyani maksudnya adalah memonitor bersama dengan OJK.

Halaman
123
Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved