Eksklusif Tribun Jabar

Kapendam Siliwangi: Ijazah Belum Keluar Tak Jadi Halangan Mendaftar TNI

Jika ijazah belum keluar dan hendak mendaftar TNI, langkah yang dilakukan ialah menggunakan surat rekomendasi dari sekolah.

ISTIMEWA
Prajurit TNI AD yang baru dilantik unjuk kabisa usai pelantikan. Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI M Herindra melantik 234 prajurit TNI AD di Lapangan Dodik Tamtama Rindam III/Siliwangi, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Kamis (7/9/2017). 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kapendam III/Siliwangi, Letkol Hasto, mengatakan ijazah memang menjadi salah satu syarat untuk mendaftar seleksi TNI. Namun, ketika ijazah itu belum keluar karena sebab yang bisa dipertanggungjawabkan, itu tak menjadi halangan lulusan sekolah menengah untuk mendaftar.

"Jika ijazah belum keluar dan hendak mendaftar TNI, langkah yang dilakukan ialah menggunakan surat rekomendasi dari sekolah. Harus ada surat keterangan yang menjelaskan bahwa siswa tersebut benar bersekolah di tempat itu," kata Kapendam III Siliwangi, melalui pesawat telepon, semalam.

Syarat yang harus diperhatikan lagi ialah surat keterangan lulus dan surat keterangan sudah mengikuti ujian sekolah dan ujian nasional.

"Jangan karena kurang pahamnya lulusan tersebut tentang prosedur, jadi gagal menjadi TNI. Apalagi jika mereka berpotensi dan berprestasi," ujar Kapendam, seraya menambahkan bahwa proses pemeriksaan administrasi dilakukan hingga 11 September 2018.

Inilah Sosok yang Berhasil Beli Kaus & Raket Marcus Gideon-Kenvin Sanjaya, Totalnya Rp 550 Juta

Diberitakan sebelumnya, meski sudah lulus sejak Mei lalu, sebagian lulusan SMA di Kota Bandung ternyata belum menerima ijazah dan surat keterangan hasil ujian nasional (SKHUN). Keterlambatan distribusi blangko ijazah dari Dinas Pendidikan Jabar menjadi penyebab utama. Blangko ijazah, yang seharusnya sudah sejak lama diterima pihak sekolah, ternyata baru didistribusikan Disdik dua pekan lalu.

Kondisi ini membuat sejumlah lulusan terpaksa menggunakan surat keterangan lulus yang dikeluarkan sekolah untuk melanjutkan studi. Namun, itu menjadi masalah karena tak semua institusi mau mengakui surat tanda kelulusan itu sebagai pengganti ijazah hingga ijazah resmi keluar.

Ini pula yang dialami Denis Umarrela (18), lulusan SMAN 15 Kota Bandung, yang terpaksa menunda cita-citanya mengikuti proses seleksi TNI AD karena institusi itu mensyaratkan penyertaan ijazah asli saat pendaftaran.

Pengemudi Online Demo, Hindari Jalan Kiaracondong

"Anak saya sudah berkali-kali minta ijazahnya ke sekolah dengan alasan akan ikut tes TNI AD. Tapi, pihak sekolah selalu bilang ijazahnya masih dalam proses penulisan dan sebagainya. Sampai batas akhir pendaftaran TNI, 27 Agustus, sekolah belum juga bisa mengeluarkan. Anak saya pun terpaksa menunda keinginannya daftar TNI," ujar Lia Indra Garini (41), ibu Denis, di kediaman mereka di Jalan Cibogo Atas, Bandung, Selasa (28/8).

Secara psikologis, kata Lia, hal ini sangat berdampak pada anaknya. Denis, yang semula giat, jadi kehilangan semangat. Untuk mengurangi kekecewaan anaknya, Lia akhirnya mendaftarkan Denis ke bangku kuliah. "Paling tidak, sambil menunggu kesempatan seleksi TNI AD kembali dibuka, tahun depan," ujarnya.

Lia mengatakan, di beberapa sekolah lain yang pengumuman kelulusannya bersamaan dengan SMAN 15, para lulusannya sudah mendapat ijazah dan SKHUN. "Ini yang hingga sekarang tidak saya mengerti," ujarnya.

Lia berharap, pemerintah segera mengatasi persoalan ini sebaik-baiknya agar tak kembali terulang pada tahun-tahun selanjutnya. "Kasihan jika mereka harus juga mengalami persoalan yang sama," ujarnya.

Jokowi-Prabowo Berpelukan, 2019 Adalah Pertarungan Tapi Pertarungan yang Tak Melukai

Humas SMAN 15 Bandung, Asep Muhamad, mengatakan keterlambatan pemberian ijazah sebenarnya tak akan terjadi jika Disdik bisa lebih cepat mendistribusikan blangko ijazah ke sekolah.

"Blangko ijazah baru kami terima pertengahan Agustus lalu, sementara jumlah lulusannya sangat banyak," ujarnya di SMAN 15, Jalan Sarimanis, Kota Bandung, Rabu (29/8).

Pada tahun ini, kata Asep, ada 507 siswa dari 14 kelas di sekolah ini yang berhasil lulus. "Penulisannya tidak bisa cepat karena diperlukan ketelitian dan kehati-hatian. Data-data dalam setiap lembar ijazah ditulis secara manual. Agar prosesnya cepat selesai, kami membentuk tim khusus yang terdiri dari tiga orang staf tata usaha. Ini juga upaya kami untuk meminimalisasi kesalahan," ujarnya.

Syarat Bikin Centang Biru di Instagram, Jadi Lebih Mudah Cuma dengan Foto Kartu Identitas

Asep mengatakan, mereka tak akan membeda-bedakan latar belakang lulusan dalam hal pemberian ijazah dan SKHUN. Untuk keperluan melanjutkan studi atau mencari pekerjaan, sekolah menerbitkan ijazah sementara atau surat keterangan kelulusan. Ijazah asli, kata dia, akan mereka berikan secepat-cepatnya begitu proses pengisiannya selesai.

"Kami tidak bermaksud untuk menahan atau memperlambat proses distribusi ijazah tersebut, apalagi karena pada prinsipnya, makin lama ijazah kami selesaikan, maka beban pekerjaan kami makin bertambah," ujarnya.

Asep mengatakan, targetnya, proses penulisan ijazah ini bisa selesai pada pertengahan September sehingga bisa dibagikan pada 18 September.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved