Lombok Diguncang Gempa
Volkanolog ITB: Kecil Kemungkinan Gempa Lombok Membuat Rinjani Erupsi
Artinya Rinjani akan mempunyai pola perulangan letusan jangka panjang sekitar rentang waktu tersebut.
Penulis: Yongky Yulius | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Yongky Yulius
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG- Meskipun pusat gempa bumi berdekatan dengan Gunung Rinjani, kecil kemungkinan gempa bumi yang terjadi di Lombok, Nusa Tenggara Barat, membuat gunung api itu erupsi.
Hal itu dikatakan Volkanolog Institut Teknologi Bandung (ITB), Mirzam Abdurrachman, Dr Eng ST MT.
Dia pun berharap, gempa itu tidak memengaruhi aktivitas vulkanik gunung api tersebut.
"Ada tiga gunung api aktif di sekitar Lombok, yaitu Gunung Agung, Tambora, dan Rinjani. Dua nama terakhir saat ini berada dalam kondisi stabil, artinya kecil kemungkinan gempa di Lombok akan memberikan efek dan membuat kedua gunung api tersebut erupsi," kata Mirzam Abdurrachman dari Kelompok Keahlian Petrologi, Vulkanologi dan Geokimia, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB, dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Tribun Jabar, Senin (20/8/2018).
• Viral! Kisah Bocah Panjat Tiang Bendera saat Upacara, Tapi Nasibnya Tak Seperti Joni
• Libas Hong Kong 3-1, Timnas U-23 Indonesia Lolos ke 16 Besar sebagai Juara Grup A Asian Games 2018
Lebih lanjut dia menjelaskan, jika melihat sejarah letusan Rinjani, setidaknya sejak awal tahun 1900-an hingga sekarang, letusan pertamanya terjadi pada 1915 kemudian disusul berurutan 1944, 1966, dan 1994.
Letusan itu akhirnya juga disusul oleh letusan-letusan kecil tahun 2004 dan 2009.
Berdasarkan data itu, ada pola letusan yang menarik sejak 1915 hingga 1994, rata-rata intervalnya adalah 26.3 tahun.
"Artinya Rinjani akan mempunyai pola perulangan letusan jangka panjang sekitar rentang waktu tersebut. Jika letusan terakhir yang cukup besar terjadi tahun 1994 dan interval letusan yang dimilikinya 26.3 tahun, maka artinya Rinjani baru akan 'menyapa' kita di awal tahun 2020-an," katanya.
Bacaan Niat Puasa Tarwiyah dan Puasa Arafah, Catat Waktu Pelaksanaannya https://t.co/rdpCNnVpSA via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) August 19, 2018
Mirzam Abdurrachman berujar, letusan kecil saat 2004 dan 2009 telah berperan juga dalam mengurangi akumulasi energi.
Menurutnya, pada 2020 pun, sepertinya aktivitas Rinjani sulit untuk mengalami peningkatan.
"Masyarakat Lombok, semoga diberi kekuatan dan kesabaran menghadapi gempa ini. Begitu pun Rinjani, bertahanlah untuk tidak 'menyapa' kami semua saat ini," katanya.
Seperti diketahui, serangkaian gempa bumi signifikan mengguncang tanah Lombok dalam waktu kurang dari satu bulan.
Terakhir, Lombok kembali diguncang gempa signifikan pada Minggu (19/8/2018) malam.
Sempat disebut berkekuatan 7 skala richter, angkanya diralat menjadi 6,9 skala Richter. (*)