Sniper van Cibaduyut yang Disegani Dunia, Komandan Sampai Geleng-geleng Saksikan Dia Habisi 49 Orang

Butuh perjuangan keras untuk memburu Lobato, karena tokoh nomor satu Fretilin itu dijaga secara berlapis.

Editor: Ravianto
KOMPAS.com/Reni Susanti
Tatang Koswara 

TRIBUNJABAR.ID - Nama lelaki ini disejajarkan dengan sniper legendaris dunia. Misalnya Simo Hayha, Lyudmila Pavlichenko dan lainnya. Tatang Koswara, sniper atau penembak runduk TNI AD juga disegani dunia.

Dalam buku sniper yang ditulis Peter Brook Smith: Trining, Technique dan Weapons, Tatang Koswara yang merupakan penembak runduk TNI AD menjadi satu di antara penembak dengan rekor terbaik di dunia.

Di buku tersebut Tatang Koswara juga disejajarkan dengan sniper legendaris dunia. Misalnya Simo Hayha, Lyudmila Pavlichenko dan lainnya.

22012018_tatang koswara
22012018_tatang koswara ()

Berdasarkan sang penulis, Tatang mencetak rekor 41 di bawah Philip G Morgan yang merupakan pasukan khusus AS dengan rekor 53 dan Tom Ferran, seorang Marinir AS.

Sekarang 67 tahun

Badannya masih tegap kendati usianya sudah 67 tahun. Demikian pula bahasa tubuhnya yang "sangat militer. Itu merupakan kesan ketika pertama kali bertemu penulis pada Januari 2014.

Sosok legendaris sniper kelas dunia, Peltu (Purn) TNI Tatang Koswara, merupakan veteran perang Timor Timur.

Dalam misi tempur sebagai seorang sniper di medan tempur Timor Timur, tugas Tatang memburu pimpinan tertinggi Fretilin saat itu (1975), Nicalau Lobato.

Sebagai sasaran paling potensial yang bernilai tinggi, Pak Tatang melaksanakan perburun total terhadap orang nomor satu Fretilin ini secara maksimal. Kadang operasi perburuan Lobato sampai menggunakan helikopter.

Tatang ditugaskan secara khusus untuk memburu Lobato, tim dari Pasukan Khusus TNI yang saat itu dipimpin Kapten Prabowo Subianto diterjunkan dalam operasi tempur bersandi Operasi Nanggala 28 .

Butuh perjuangan keras untuk memburu Lobato, karena tokoh nomor satu Fretilin itu dijaga secara berlapis.

Dalam pertempuran sengit untuk mengejar Lobato, Tatang bahkan tertembak di betis kaki kirinya.

Tapi setelah membebat luka tembak dengan bendera merah putih seukuran sapu tangan yang selalu dibawanya, Tatang tetap melanjutkan pertempuran.

"Seorang sniper sejati sebenarnya yang bertempur hingga gugur di medan perang. Tapi saya bersyukur bisa selamat dari medan perang dan bisa pulang serta bercerita mengenai pengalaman tempur saya," tutur Tatang.

Dulu Mereka Dukung Prabowo Subianto, Sekarang Ada di Belakang Jokowi

Kisah Perang Tatang

Ketika konflik bersenjata di Timor-Timur makin merugikan pasukan TNI, Tatang yang saat itu sudah selesai mengikuti pendidikan sniper dan kursus antiteror yang diselenggarakan oleh personel pasukan Baret Hijau militer AS (Green Beret) di Pusat Pendidikan Kopassus Batu Jajar, Bandung, dengan hasil memuaskan benar-benar telah tercetak sebagai prajurit sniper yang siap tempur.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved