Kisah Hafid Bahtiar, Anak Seorang Tukang Gorengan yang Sukses jadi Perwira TNI AD
Sebelum masuk Akmil, Hafid Bahtiar kerap membantu orang tuanya untuk bekerja. Kala itu, kedua orang tuanya mengolah dan berjualan gorengan.
Penulis: Widia Lestari | Editor: Fauzie Pradita Abbas
Ia meluangkan waktunya setelah pulang sekolah untuk bekerja.
Hafid Bahtiar bekerja sebagai tukang batu marmer dan menjadi pelatih basket anak-anak di kampungnya.
Upah yang didapat dari dua pekerjaan itu, ia gunakan untuk makan sehari-hari dan uang jajan.
“Honor yang didapat lumayan buat beli makan sehari-hari dan uang saku sekolah,” ujar Hafid Bahtiar.
Kondisi keluarganya ini tak membuat Hafid Bahtiar patah semangat.
Ia tetap pada pendiriannya untuk menjadi seorang Perwira TNI.
Hafid Bahtiar pun meyakinkan orang tuanya saat meminta restu meskipun hidup serba kekurangan.
“Los aja Pak, Bismilah saja. Nggak usah memikirkan biaya untuk masuk Taruna," kata sang ayah, Mujani menirukan ucapan anaknya.
Terbukti, pada 2014, ia mengikuti tes kedua, Hafid Bahtiar berhasil lolos sebagai Taruna Akmil.
Hafid Bahtiar bahkan menjadi mayoret Taruna Drumb Band saat pendidikan di sana.
Hafid Bahtiar menunjukkan semangatnya yang tinggi.
Walaupun orang tuanya dulu tukang gorengan dan kini hanya kerja serabutan, Hafid Bahtiar bercita-cita menjadi seorang Jenderal.
“Meski saya anak seorang kuli bangunan tetapi cita-cita saya ingin menjadi Panglima TNI,” kata Hafid Bahtiar.
• Tegang Ditanya Panglima TNI, Imron Calon Taruna Akmil Jawab Tegas Ayahnya Tukang Bubur Keliling
• Asalnya Dukung Prabowo Mati-matian, Kini 5 Pihak Ini Balik Mendukung Jokowi, Siapa Saja Mereka?
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/hafid-bahtiar_20180817_181334.jpg)