Sesar Naik di Lombok Belum Diketahui Ujung-Pangkalnya, Masih Berpotensi Bergerak Lagi
Namun, munculnya sesar itu ke permukaan dikarenakan akibat dari gempa bumi yang terjadi dengan kekuatan 7 magnitudo.
Penulis: Ragil Wisnu Saputra | Editor: Ravianto
Laporan wartawan Tribun Jabar, Ragil Wisnu Saputra
TRIBUNJABAR.ID, MATARAM - Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami PVMBG, Sri Hidayati mengatakan, rangkaian gempa bumi yang mengguncang Lombok, NTB, mempunyai mekanisme yang sama dan diperkirakan dari zona sumber yang sama.
Berdasarkan beberapa penelitian dan kajian, sumber penyebab gempa bumi Lombok tersebut mempunyai potensi menimbulkan gempa bumi dengan kekuatan maksimum hingga 7,4 Magnitudo.
"Nah yang kemarin paling besar 7 Magnitudo. Jika berpegang pada kajian itu, gempa bumi dengan kekuatan lebih dari 7 Magnitudo dengan sumber yang sama maka kemungkinannya kecil," kata dia.
Terkait Sesar Naik Lombok Utara, Sri mengatakan jika saat ditemukan dan ditelusuri di Desa Sambik Bengkol, Desa Kayangan, dan Desa Selengan yang masuk Kabupaten Lombok Utara.
Sesar naik itu terlihat seperti pecahan-pecahan tanah dengan memiliki off set yang yang bervariasi di setiap daerahnya.
"Kami menemukan di tiga desa itu yang memang ada diujung utara Kabupaten Lombok Utara. Bentuknya itu pecah-pecah. Sesar naik ini yang saat ditemukan paling panjang 370 meter dengan off set vertikal tertinggi 50 sentimeter," kata dia.
Menurut Sri, sesar tersebut sebelumnya memang sudah teridentifikasi.
Namun, munculnya sesar itu ke permukaan dikarenakan akibat dari gempa bumi yang terjadi dengan kekuatan 7 magnitudo.
• Abdee Slank Resmi Berstatus Duda
• Keluarga Ini Setiap Minggu Mandi Pakai Kotoran Sapi sebagai Sabun, Percaya Bisa Hindarkan dari Sakit
Sesar ini bergerak lalu pecah dengan menimbulkan off set vertikal karena adanya gerakan Sesar Naik Busur Belakang Flores.
Sri mengatakan, Sesar Naik Lombok Utara ini juga berpotensi bergerak lagi jika ada trigernya (pemicu).
Sesar ini juga belum diketahui ujung pangkalnya. Sebab, sesar ini muncul secara putus-putus.
"Sesar ini tersebar di tiga desa itu. Yang terpanjang 370 meter. Ada juga yang 200 meter. Kami ingin susuri semua tapi terkendala waktu," katanya.
"Karena sesar ini ada juga yang melalui bukit-bukit dan tidak memunculkan off set vertikal. Kami pikir susuri dulu jalur rawan bencananya yaitu yang melalui permukiman warganya. Ke depan pasti akan kami susurin sesar ini, pangkal dan ujungnya di mana."(wisnu)