Lombok Diguncang Gempa

Tiga Hari Pengungsi di Dusun Kapu Kekurangan Makanan, Amal Mulia Dirikan Posko dan MCK Darurat

Semua santri dan pengelola ponpes tinggal di tenda pengungsian di halaman Ponpes Al Istiqamah. Sedangkan warga sekitar ponpes dan . . .

Editor: Dedy Herdiana
ISTIMEWA
Tim Yayasan Harapan Amal Mulia bekerja sama dengan Yayasan Amal Bhakti Dunia Islam (Abadi) bergerak cepat dengan cara membuat posko di Dusun Kapu, Desa Jenggala, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, Rabu (8/8/2018). 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Sudah tiga hari ratusan pengungsi di Dusun Kapu, Desa Jenggala, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara mengalami kekurangan makanan.

Untuk itu, Tim Yayasan Harapan Amal Mulia bekerja sama dengan Yayasan Amal Bhakti Dunia Islam (Abadi) bergerak cepat dengan cara membuat posko di lokasi tersebut.

‘’Kami sudah mulai membuat posko sejak kemarin, Rabu (8/8). Jadi semua bantuan ke wilayah ini bisa dipusatkan di sini,’’ kata Koordinator Relawan Amal Mulia, Sopian Suprianto melalui siaran persnya yang diterima Tribun Jabar, Kamis (9/8/2018).

Minggu Lalu Sediakan Bantuan, Kini Jadi Korban Gempa dan Butuh Bantuan

Jumlah Korban Meninggal Dunia Pascagempa Lombok Bertambah, Kini Jumlahnya 131 Orang

Pihaknya sudah mulai mendistribusikan sembako dan makanan instan kepada para pengungsi. Posko ini tepat berada di samping Pondok Pesantren Al Istiqamah yang 90 persen bangunannya hancur.

Semua santri dan pengelola ponpes tinggal di tenda pengungsian di halaman Ponpes Al Istiqamah.

Sedangkan warga sekitar ponpes dan sebagian orang tua santri, menempati tenda pengungsian di tanah lapang milik Ponpes Al Istiqamah.


Selain kebutuhan logistik yang serba kekurangan, Sopian menambahkan, para pengungsi pun sangat memerlukan akses sanitasi dan air bersih.

‘’Kamar mandi di Ponpes Al Istiqamah hancur semua. Jadi, seluruh pengungsi kesulitan jika akan buang air,’’ ujar Sopian.

Untuk itu, Amal Mulia dibantu Abadi langsung membuat MCK sementara di samping sungai kecil di dekat lokasi.

Sopian berharap, ada bantuan sanitasi yang lebih layak seperti MCK mobile yang bisa ditempatkan di lokasi pengungsian.

Tak hanya itu, Sopian menambahkan, lokasi pengungsi di Desa Jenggala ini posisinya terpencil. Akibatnya, belum ada bantuan-bantuan lain seperti bantuan medis dan pemeriksaan kesehatan kepada para pengungsi.

Tak hanya mendirikan posko di wilayah Kabupaten Lombok Utara, Tim Amal Mulia pun telah mendirikan posko di Desa Obel-Obel, Kecamatan Sambalia, Kabupaten Lombok Timur pasca gempa pertama, Minggu (29/7) lalu.

‘’Sekarang, kami juga membuka posko di Kota Mataram,’’ ucap Sopian.

Posko tersebut, kata Sopian, berupa dapur umum yang akan menyediakan makanan berupa nasi bungkus untuk disebar ke beberapa lokasi pengungsian di Lombok Tengah.

Sementara itu, Pimpinan Ponpes Al Istiqamah, Hidayah Tulah mengaku sangat berterima kasih kepada Yayasan Amal Mulia dan Abadi yang telah membantu mereka pasca gempa terjadi beberapa waktu lalu.

‘’Sampai tim dari Amal Mulia dan Abadi datang ke sini, tidak ada satupun bantuan yang diberikan kepada kami. Kalaupun ada relawan dari lembaga lain, hanya lewat saja,’’ ujar Hidayah Tulah.

Hidayah berharap, penanganan korban gempa Lombok ini bisa lebih baik lagi sehingga semua pengungsi bisa memperoleh penanganan sebagaimana mestinya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved