Edward Satria Hutama, Pemuda Bandung yang Sukses Merintis Usaha Streetwear Unisex Merek Ternama
Dibalik eksisnya Toko Wormhole, tentu ada usaha yang dilakukan oleh pemiliknya hingga tetap bertahan hingga saat ini.
Penulis: Fasko dehotman | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Fasko Dehotman
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Selama delapan tahun terakhir, Toko Wormhole di Jalan Bahureksa No 27, Kota Bandung, menjadi satu rujukan anak muda Kota Bandung yang ingin membeli produk fesyen.
Toko tersebut menawarkan berbagai produk streetwear unisex dari merek-merek internasional hingga lokal, seperti thrasher, HUF, The Hundreds, Rip n Dip, W.ESSENTIELS, Supreme, AYE denim, Steeze, dan FYC.
Dibalik eksisnya Toko Wormhole, tentu ada usaha yang dilakukan oleh pemiliknya hingga tetap bertahan hingga saat ini. Maklum, Toko Distributor (Distro) di Bandung terbilang sangat banyak dan memiliki persaingan yang sangat ketat.
• Persib di Puncak Klasemen, Supardi Nasir Sebut Makin Banyak Tim Termotivasi Kalahkan Maung Bandung
Pemilik Toko Wormhole yang dimaksudkan itu adalah Edward Satria Hutama yang berasal dari Kota Bandung.
Edward yang usianya baru menginjak 28 tahun, telah sukses menjadi pembisnis muda dengan memiliki toko distro sendiri, rumah pribadi, dan beberapa kendaraan pribadi.
Hari Ini Nasib Status Tersangka Luna Maya dan Cut Tari Ditentukan, Ariel Pun Berkomentar https://t.co/CaotRxMKql via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) August 7, 2018
Kisah Sukses
Kisah kesuksesan Edward bermula pada 2010. Ia mememulai bisnisnya sebagai retail brand Famous Stars & Straps milik Travis Barker Drummer dari Blink-182.
Di kala itu, ia masih menempuh pendidikan semester dua di Universitas Parahyangan (Unpar) Bandung, dengan mengambil jurusan Manajemen.
Senantiasanya berganti scene di dunia streetwear, Edwars pun mengembangkan pilihan produknya seperti REBEL8, Mishka, Benny Gold, Black Scale, dan Thrasher. Terlebih lagi semua produk yang ia jual termasuk kategori merek premium dan orisinal.
Tak ayal produk-produk streewear miliknya menjadi buruan para anak muda Bandung, serta publik figur seperti Ahmad Dhani, Mulan Ahmad, Ganindro Bimo, hingga Bojan Malisic, pemain asing Persib Bandung.
Karena banyak diminati, timbulah kepercayan dalam diri Edward untuk terus bertahan dalam bisnis tersebut hingga saat ini.
"Kebetulan dari masa SMA saya memang memiliki passion di bidang ini dan tertarik menjadi seorang pebisnis. Ketika saya menemui banyak masalah di dunia bisnis ini, saya tetap berusaha untuk bertahan karena memang streetwear fashion ini adalah passion saya," ujar Edward kepada Tribun Jabar, saat ditemui di tokonya, Selasa (7/8/2018) siang.
Mario Gomez Tak Paham Jalan Pikiran Manajemen Persib Bandung: Kami Mau A, Mereka Mau B https://t.co/oBDizbkpFw via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) August 7, 2018
Jatuh Bangun Bisnis
Edwar bercerita, jatuh bangun paling keras itu di awal merintis pada 2010, waktu itu masih banyak pembeli yang belum mengenal brand-brand yang ia jual, jadi berimbas ke penjualan.
"Kadang sehari ada penjualan satu aja udah bersyukur, sering juga gak ada penjualan dan itu jujur bikin down banget," kata Edward.
Edward menambahkan, di masa itu, media dan marketing online lewat media sosial juga belum lazim, sehingga memperkenalkan bisnisnya tidak semudah sekarang. "Kami masih harus menggunakan media konservatif dan juga mulut ke mulut aja," ujar Edward.
Rutin Minum Jus Lidah Buaya dan Bawang Putih Bisa Kurangi Kolesterol hingga Obati Sinus https://t.co/EqzoXUGX7A via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) August 6, 2018
Kunci Sukses Berbisnis di Bidang Fesyen
Edward mengatakan, Kunci dari suksesnya bisnis di bidang fashion adalah bisa menyeimbangkan idealisme visi toko dengan tren yang sedang berlangsung.
"Berhubung dunia retail fashion khususnya streetwear sekarang sudah sangat menjamur, kita harus cermat membaca pasar dan harus bisa beradaptasi. Dengan begitu, usaha kita tetap lancar dan tidak sia-sia. Yang menjadi keunggulan Wormhole adalah reputasi dan konsisten kami yang sudah dibentuk dari 2010, bahwa kami menjual barang-barang streetwear yang original," kata Edward.
Dengan begitu, Toko Wormhole tetap eksis sebagai bisnis produk fesyen terkemuka di Bandung.
Bahkan, Edward juga telah memiliki karyawan sebanyak 12 orang, serta memiliki outlet lainnya yang berada di Dago Bandung dan di Makasar Sulawesi Selatan. Kedua outlet itu adalah hasil kerja samanya dengan pembisnis lainnya.
"Intinya, tujuan saya merintis Toko Wormhole ini yaitu untuk memenuhi permintaan premium streetwear brand, terutama merk-merk USA yang sulit didapatkan di Indonesia kala itu," kata Edward.