Lombok Diguncang Gempa

Sebanyak 132 Gempa Susulan Terjadi di Lombok

Sebanyak 132 kali gempa susulan terjadi di Lombok, NTB, sampai Senin (6/8/2018), sekira pukul 08.00 WIB.

Editor: Theofilus Richard
Shutterstock/Kompas.com
Ilustrasi gempa 

TRIBUNJABAR.ID - Sebanyak 132 kali gempa susulan terjadi di Lombok, NTB, sampai Senin (6/8/2018), sekira pukul 08.00 WIB.

Hal itu disampaikan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, kepada wartawan, Senin (6/8/2018).

"(Sebanyak) 132 kali gempa dirasakan," ujar Sutopo.

BNPB juga mencatat 91 orang meninggal dunia, 209 orang luka-luka, ribuan jiwa masyarakat mengungsi, dan ribuan rumah rusak.

Diperkirakan jumlah korban dan kerusakan akibat dampak gempa akan terus bertambah.

Pendataan masih terus dilakukan oleh aparat.

Dari 91 orang meninggal dunia, 72 orang di Kabupaten Lombok Utara, empat orang di Kota Mataram, dua orang di Lombok Timur, dua orang di Lombok Tengah, sembilan orang di Lombok Barat, dan dua orang di Bali.

Sebagian besar korban meninggal akibat tertimpa bangunan yang roboh.

Semua korban meninggal dunia adalah warga negara Indonesia.

Sampai berita ditulis, belum adanya laporan wisatawan mancanegara yang menjadi korban akibat gempa.

Daerah Lombok Utara paling parah terdampak gempa karena berdekatan dengan pusat gempa.

Rumah-rumah di Kabupaten Lombok Utara dan Lombok Timur yang sebelumnya hanya rusak ringan diguncang gempa 6,4 SR pada Minggu (29/7/2018) menjadi rusak berat dan roboh akibat guncangan gempa 7 SR.

Berdasarkan laporan pertugas di Kabupaten Lombok Utara, perkiraan kerusakan rumah di berbagai kecamatan seperti Kecamatan Bayan, Kecamatan Kayangan, Kecamatan Gangga, Kecamatan Tanjung, dan Kecamatan Pemenang, mencapai lebih dari 50 persen.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa hingga Senin pagi (6/8/2018), tercatat ada 127 gempa susulan yang terjadi di Lombok, Nusa Tenggara Barat.

"Gempa Bumi Lombok magnitudo 7 sampai pukul 07.00 WIB tercatat sebanyak 127 gempa bumi susulan," demikian keterangan resmi yang diperoleh dari BMKG.

Sebelumnya diberitakan, gempa bermagnitudo 7 mengguncang Lombok dan sekitarnya pada Minggu (5/8/2018) malam sekitar pukul 18.46 WIB. Getaran terasa hingga Bali.

BMKG sempat mengeluarkan peringatan dini tsunami, namun kemudian dicabut.

Kemudian, sejumlah gempa susulan sempat terjadi pasca-gempa berkekuatan 7 magnitudo.

Gempa ini terjadi sekira sepekan setelah gempa yang mengguncang wilayah NTB pada . Saat itu, pusat gempa berada di Lombok Utara.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dalam konferensi pers mengatakan, gempa bumi bermagnitudo 7 yang berpusat di lereng Gunung Rinjani, NTB, merupakan gempa bumi utama (main shock) dari rangkaian gempa bumi terdahulu,  Minggu (29/7/2018) .

"Mengingat pusat gempanya sama dengan gempa bumi yang terjadi tanggal 29 Juli 2018 lalu maka BMKG menyatakan gempa bumi ini merupakan gempa bumi utama, atau main shock dari rangkaian gempa bumi yang terjadi sebelumnya," kata Dwikorita dalam konferensi pers di gedung BMKG, Jakarta, Minggu (5/8/2018) malam. (Tribunnews/Srihandriatmo Malau)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved