Setelah 28 Tahun Masa Pengerjaan, Patung GWK Bali Akhirnya Rampung: Begini Perayaannya

Para seniman ini membawakan repertoar tentang keindonesiaan yang memiliki beragam suku, agama, etnik, bahasa, dan kebudayaan.

Editor: Yudha Maulana
Tribun Jabar/Putri Puspita Nilawati
Hasil karya pointilisme Andreas Camelia menceritakan proses pembuatan garuda wisnu kencana. 

TRIBUNJABAR.ID, MANGANPURA - Pengerjaan patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) selesai pada 31 Juli lalu setelah modul (kepingan besar) ke-754 dipasang di bagian ekor Garuda.

Sebagai ungkapan rasa syukur atas kompletnya pengerjaan GWK, di pelataran Festival Park GWK Cultural Park, Sabtu (4/8) malam, digelar sebuah perhelatan bertajuk Swadharma Ning Pertiwi, 28 Tahun Anak Bangsa Merajut Mimpi.

Tepukan tangan dan sorak sorai mengiringi pertunjukkan video mapping yang difasilitasi oleh Epson Indonesia, di GWK, Sabtu (8/4/2018).
Tepukan tangan dan sorak sorai mengiringi pertunjukkan video mapping yang difasilitasi oleh Epson Indonesia, di GWK, Sabtu (8/4/2018). (Tribun Bali/Zaenal Nur Arifin)

Sang seniman itu adalah Nyoman Nuarta, yang mempersembahkan GWK sebagai mahakaryanya kepada negara dan bangsa Indonesia, bahkan kepada dunia. 

Para seniman yang terlibat diantaranya seperti Wawan Sofwan (Sutradara), Putu Fajar Arcana (penulis naskah), I Ketut Rina (penari kecak), Ayu Laksmi (penyanyi), Dira Sugandi (penyanyi), Eko Supriyanto (koreografer), Rubi Roesli (seniman instalasi), Maulana Azis (video mapping), Tjok Abi (perancang busana), Keni K. Soeriaatmadja (penari), Agung Ocha (penyanyi), Gung Rama (penari), serta para seniman Bali.

Para seniman ini membawakan repertoar tentang keindonesiaan yang memiliki beragam suku, agama, etnik, bahasa, dan kebudayaan.

Keberagaman yang dipersatukan oleh motto Bhinneka Tunggal Ika itu menjadi kekayaan bangsa Indonesia, sehingga berhasil melampaui berbagai peristiwa sejarah sejak masa lalu sampai kini.

Pertujukan kolosal bertajuk swadharma Ning Pertiwi melibatkan berbagai seniman pada peresmian patung Garuda Wisnu kencana di Ungasan, Sabtu (4/8/2018)
Pertujukan kolosal bertajuk swadharma Ning Pertiwi melibatkan berbagai seniman pada peresmian patung Garuda Wisnu kencana di Ungasan, Sabtu (4/8/2018) (Tribun Bali/I Nyoman Mahayasa)

Perhelatan Swadharma Ning Pertiwi ini sekaligus menjadi ajang pemberian penghargaan kepada 120 seniman yang selama ini dengan tekun, sabar, dan kerja keras menyusun patung GWK dari hari ke hari.

Sebagian besar mereka telah bekerja sejak 28 tahun lalu.

Sebelum pertunjukan, sang maestro Nyoman Nuarta menceritakan perjalanannya membangun patung GWK, yang idenya digagas pertama kali oleh Nuarta pada tahun 1989.

Setelah sempat mengalami masa-masa sulit bahkan kemandekan dalam pengerjaan sejak 1997 hingga tahun 2013, patung GWK kemudian berlanjut dikerjakan hingga akhirnya jadi dengan lengkap saat ini.

“Semoga pertunjukan ini memuaskan anda,” ucap Nyoman Nuarta dalam sambutannya.

Sementara itu, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kementerian Pariwisata, Prof Dr Ir I Gde Pitana MSc  mengatakan bahwa selesainya pembangunan patung GWM ini melegakan, karena banyak sekali manfaat yang akan bisa diberikannya.

GWK yang berdiri pada 276 meter di atas permukaan laut itu disebut tahan terhadap guncangan gempa sampai skala 7,5 dan terjangan angin dengan kecepatan 250 kilometer per jam.

“Kami berharap GWK bisa menjadi pusat pertumbuhan pariwisata yang dapat mengangkat angka kunjungan wisatawan ke Bali dan berdampak meningkatnya perekonomian Bali,” ucap Gde Pitana dalam sambutannya.

Diharapkan, patung GWK yang seluruh permukaannya seluas 25.000 meter persegi atau 2,5 hektar itu menjadi ikon kultural sekaligus pariwisata.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved