Tim Muhibah Angklung

Seperti Menjalani Perjalanan Spiritual, Tim Muhibah Angklung Pulang Dari Eropa

Ketua Tim Muhibah Angklung, Maulana Muhammad Syuhada (41), mengatakan bahwa perjalanan di Eropa seperti perjalanan spiritual baginya dan 36 anggota

Penulis: Yongky Yulius | Editor: Theofilus Richard
Istimewa
Tim Muhibah Angklung, Paguyuban Pasundan, saat 'ngamen' atau mengadakan konser jalanan di Postdam, Jerman. 

"Trip dari Budapest ke Istanbul itu perkiraan 15 jam, tapi ternyata realisasinya 26 jam karena di tiap checkpoint (perbatasan negara) antrenya luar biasa," ujar Maulana.

Selama perjalanan 26 jam menggunakan bus itu, katanya, tak ada satupun tempat makan atau tempat beristirahat.

Saat melihat ke kiri kanan, hanya terdapat lingkungan tandus.

"Perjalanan 26 jam itu cuma makan dua kali, satu sarapan di Hungaria, dan satunya lagi pas sudah sampai. Jadi di jalan cuma makan dari bekal," katanya.

Kembali ke Juventus, Leonardo Bonucci Malah Dapat Sambutan Negatif dari Juventini

"Lihat di kiri kanan enggak ada apa-apa. Ada bangunan tapi enggak terawat. Terus kalau nunggu benar-benar di pinggir jalan," sambungnya.

Maulana pun bersyukur, selama perjalanan 26 jam itu, tak ada kendala kesehatan berarti.

Pasalnya, ada anggota tim yang juga merangkap tim medis.

"Ada tim medis, cekatan. Semua dicek, obat-obatan lengkap," ujarnya.

Diberitakan Tribun Jabar sebelumnya, tim angklung yang anggotanya berjumlah 36 dan rata-rata berusia 15-19 tahun itu melakukan perjalanan ke Eropa untuk mengikuti festival.

Tiga festival yang diikuti oleh Tim Muhibah Angklung adalah 59th International Folklore Festival of Nasreddin Hodja di Aksehir, Turkey, pada 4-10 Juli 2018.

Kemudian, 13th International Youth Festival of Arts (IYFA) Muzite di Sozopol, Bulgaria, pada 10-15 Juli 2018.

Hidayat Nur Wahid Sebut Yusuf Supendi Bukan Pendiri PKS

Terakhir, International Music and Folk-Dance festival “Summer in Visoko” in Visoko, di Sarajevo, Bosnia and Herzegovina, pada 20-25 Juli 2018.

Hebatnya, pada festival di Sozopol, Bulgaria, Tim Muhibah Angklung berhasil meraih juara umum dari seluruh kategori atau meraih grand prix.

Namun, Tim Muhibah Angklung terpaksa harus ngamen di sejumlah kota di Eropa, tinggal di KBRI, KJRI, atau rumah warga, dan mengandalkan donasi lantaran kekurangan biaya.

Sepekan sebelum berangkat, (tim berangkat pada 28 Juni 2018 ke Amsterdam, Belanda), pihak sponsor yang akan membiayai tim angklung itu menarik diri.

Padahal, dibutuhkan sekira Rp 1,5 milyar selama tim beranggotakan 36 orang itu berada di Eropa dalam satu bulan, hingga kembali ke tanah air.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved