Citarum Harum

Percepat Pengendalian Kerusakan Citarum, Menristek Dikti Kerahkan Ribuan Mahasiswa dan Peneliti

Mahasiswa dan peneliti diminta konsisten dalam mengembalikan Sungai Citarum agar menjadi salah satu sungai terbersih di Indonesia.

Penulis: Ragil Wisnu Saputra | Editor: Kisdiantoro
Tribun Jabar/Cipta Permana
Menteri Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir melakukan penanaman bibit pohon dalam acara gebyar edukasi 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle) KKN tematik Citarum Harum di DAS sektor 8 Citarum Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung, Selasa (31/7/2018). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ragil Wisnu Saputra

TRIBUNJABAR.ID, KATAPANG - Menristek Dikti Mohamad Nasir mengerahkan mahasiswa dan peneliti di seluruh Indonesia untuk percepatan pengendalian pencemaran dan kerusakaan DAS Citarum.

Mahasiswa dan peneliti diminta konsisten dalam mengembalikan Sungai Citarum agar menjadi salah satu sungai terbersih di Indonesia.

Dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 15 Tahun 2018, Presiden Joko Widodo menargetkan Sungai Citarum kembali bersih beserta keberlangsungan kehidupan ekosistemnya dalam waktu tujuh tahun.

Dengan pengerahan mahasiswa dan peneliti di seluruh Indonesia, Mohamad Nasir menargetkan waktu dua tahun pertama untuk melihat perubahan Sungai Citarum secara signifikan.


"Dengan pengerahan mahasiswa dan peneliti di seluruh Indonesian terkhuusnya Jawa Barat dan DKI Jakarta ini, semoga saja target tujuh tahun itu betul-betul bisa terealisasi," ujar Nasir seusai melepas 2.600 orang mahasiswa dari 19 perguruan tinggi di Jawa Barat untuk melaksanakan KKN Tematik dalam menyukseskan program Citarum Harum, tepatnya di Kampung Cilampeni, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung, Selasa (31/72018).

Pengerahan mahasiswa dan peneliti, ujar Nasir perlu dilakukan. Sebab, Sungai Citarum kini sudah tercemar bebagai macam limbah industri. Jika pencemaran terus dibiarkan maka dikhawatirkan masyarakat di DAS Citarum mengidap penyakit kuntet (stunting).

Ruben Onsu Berniat Bantu Denada untuk Galang Dana Demi Pengobatan Shakira

Dari hasil sensus penduduk sejak tahun 2003 hingga 2013 disimpulkan satu dari tiga anak Indonesia pertumbuhan tinggi badannya kuntet (tinggi badan pendek).

Dijelaskan, bahwa definisi pendek dan sangat pendek pada indeks panjang badan menurut umur (PB/U) atau tinggi badan menurut umur (TB/U).

Anggaran BPJS Kesehatan untuk seluruh Indonesia yang alokasinya mencapai Rp. 9,7 triliun, setidaknya Rp. 1,9 triliun di alokasikan untuk masyarakat di DAS Citarum.

Hal ini, kata dia, tentu masalah Sungai Citarum dengan berbagai masalah sosialnya perlu menjadi perhatian khusus pemerintah.

"Oleh karena itu Perpres ini akan menjadi sangat penting. Sungai Citarum adalah sumber kehidupan masyarakat Jawa Barat dan DKI Jakarta," ucap dia.

Menurut dia, riset dan inovasi-inovasi perguruan tinggi dalam yang berkaitan dengan lingkungan dan Sungai Citarum perlu secepatnya diterapkan. Mulai dari sistem pengolahan limbah, sistem pemanfataan limbah, sistem penjernihan air dan lain sebagainya.

Makanan Apa yang Lebih Mudah Bikin Berat Badan Naik, Nasi atau Mi Instan?

Gagasan dalam melibatkan mahasiswa dan para peneliti untuk mengembalikan ekosistem Sungai Citarum, ujar dia, baru berjalan di Tahun 2018.

Tepatnya pada bulan Mei 2018. Kemenristekdikti, fokus membantu Presiden Joko Widodo dalam mengentaskan permasalahan Sungai Citarum yang sudha terjadi bertahun-tahun lamanya.

"Sama sekali pemerintah belum pernah serius menyentuh ini (Sungai Citarum). Baru Presiden Joko Widodo yang serius dan konsentrasi penuh. Bagaimana memperbaiki Citarum agar kembalu bermanfaat bagi masyarakat," ucap dia.

Cara Mudah Usir Kecoak dari Rumah Anda, Pakai Saus atau Daun Mint

Riset dan inovasi yang diterapkan dalam pengembalian ekosistem di DAS Citarum bersifat pengawalan. Selain itu, kata Nasir, riset dan inovasi harus betul-betul bermanfaat sehingga untuk mewujudkan cita-cita dari Perpres Nomor 15 Tahun 2018 bisa segera tercapai.

Terkait pembiayaan riset dan inovasi itu, kata dia, bekerjasama dengan beberapa kementerian dan lembaga penelitian. Sehingga untuk masalah biaya tidak begitu dipermasalahkan.

"Lembaga penelitian di level perguruan tinggi, kan, kita punya ITB, IPB, Bogor, Unpad dan lainnya. Kerjasama juga dengan berbagai kementerian, baik Kementerian Lingkungan Hidup da Kehutanan dan lainnya," kata dia.(wisnu)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved