Ojek di Kampung Seni Jelekong Belum Rasakan Dampak Wisata
Sekarang makin enggak ada pengaruh dari pengunjung karena mereka naik kendaraan pribadi dan jalan kaki
Penulis: Ery Chandra | Editor: Kisdiantoro
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ery Chandra
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Ojek pangkalan sepeda motor di Kampung Jelekong, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, mulanya hadir sebagai alternatif transportasi mengantar sejumlah pengunjung yang berwisata ke Kampung Seni dan Budaya Jelekong.
Jasa itu seiring perjalanan waktu kian tergusur. Bahkan penggunaja jasa ojek dari pengunjung atau pun wisatawan menurun drastis. Padahal tarifnya murah, hanya Rp 5.000.
Seorang pengojek di kampung seni jelekong, Dadang (50) mengatakan, para wisatawan kini kebanyakan lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi atau berjalan kaki ketika berkunjung ke kampung yang dikenal akan seni lukis, wayang golek, dan kuliner tradisional tersebut.
• Aina, Ukulele Ini Bentuknya Beda dengan Alat Musik Sejenis, Diambil dari Nama Anaknya
"Sekarang makin enggak ada pengaruh dari pengunjung karena mereka naik kendaraan pribadi dan jalan kaki," ujar Dadang, di Kampung Jelekong, Kabupaten Bandung, Senin (30/7/2018).
Dadang menuturkan kedepannya dengan penerapan wilayah jelekong sebagai kampung seni dan budaya sejak 2010 lalu semestinya berpengaruh positif dengan kehadiran jasa ojek ditempat wisata tersebut.
• Sedang Asyik Memancing, Iwan Diterkam Buaya, Jasad Baru Ditemukan Setelah Pawang Datang
"Harusnya ada ciri khas yang melekat antara kami dan kampung wisata disini biar semua orang pada tahu," ujar Dadang.
Hal serupa juga disampaikan perwakilan pengojek lainnya, Deni (36) menuturkan dari total 98 pengojek asal warga kampung seni jelekong belum merasakan dampak terhadap penghasilan dalam sehari-hari.
"Mestinya ada aturan yang jelas terhadap pemberlakuan ke kampung sini menggunakan ojek. Serta tempat parkir disediakan bagi yang pakai kendaraan pribadi," kata Deni.