Dahsyatnya Letusan Gunung Krakatau Tahun 1883, Tsunami 30 Meter dan Lenyapkan Pulau-pulau Sekitar

Letusan-letusan yang dihasilkan tidak pernah besar karena energi magma yang naik ke permukaan juga tidak besar.

Editor: Ravianto
Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Erupsi G Anak Krakatau pada 21/6/2018 

Penulis: Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB

TRIBUNNERS - Aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda terus meningkat sehingga menimbulkan letusan yang menerus. Hampir setiap hari Gunung Anak Krakatau meletus.

Bahkan pada Sabtu (14/7/2018) Gunung Anak Krakatau meletus sebanyak 398 kali dengan amplitudo 24 sampai 58 mm, durasinya antara 20 sampai 279 detik.

Gempa tremornya terjadi terus menerus antara 2 sampai 45 mm, amplitudo dominan 20 mm. Tinggi letusan maksimum 800 meter. Lava pijar terlihat pada malam hari. Suara dentuman yang disertai lontaran abu dan pasir sering menyertai letusan.

Pada Minggu (15/7/2018) pukul 12.00 - 18.00 WIB, PVMBG melaporkan bahwa Gunung Anak Krakatau meletus sebanyak 81 kali. Asap kawah bertekanan sedang dengan intensitas sedang berwarna hitam setinggi 500-700 meter dari puncak kawah.

Namun demikian letusan tidak membahayakan penerbangan dan pelayaran. Status tetap Waspada (level II). Hanya di dalam radius 1 km dari puncak kawah yang berbahaya. Di luar radius 1 km kondisinya aman.

Pemantauan aktivitas gunungapi terus dilakukan dari pos pengamatan Gunungapi Krakatau PVMBG di Pasauran, Kabupaten Serang, Banten.

Banyak masyarakat yang khawatir letusan Gunung Anak Krakatau akan sedahsyat letusan Gunung Krakatau tahun 1883. Hal itu tidak mungkin terjadi karena kondisinya sangat berbeda.

Pada tahun 1883 letusan terjadi bersamaan pada 3 gunungapi di komplek Gunung Krakatau yaitu Gunung Danan, Gunung Rakata dan Gunung Perboeatan. Ketiga gunungapi ini berdekatan dikenal dengan G.Krakatau.

Letusan yang bersamaan dari 3 gunung tersebut sangat dahsyat sehingga menyebabkan sebagian pulau gunung hilang.

Pada tahun 1927 muncul gunungapi ke permukaan laut yang kemudian dinamakan Gunung Anak Krakatau. Gunung kecil ini terus meletus untuk tumbuh. Rata-rata setiap tahun bertambah tinggi 4-6 meter.

Tidak akan terjadi letusan yang besar karena energi yang ada tidak besar.

Bahkan beberapa ahli mengatakan perlu minimal 3 abad lagi untuk menghasilkan letusan yang besar dari Gunung Anak Krakatau tetapi tidak akan sedahsyat tahun 1883. Jadi tidak perlu dikhawatirkan dengan letusan yang berlangsung sekarang.

Rumah Dirut PLN Digerebek KPK, Tetangga Menutup Diri

Rini Soemarno Ajukan Tiga Nama Calon Dirut Pertamina

Bagaimana letusan Gunung Krakatau 1883?

Letusan Krakatau 1883 terjadi di Hindia Belanda (sekarang Indonesia), yang bermula pada tanggal 26 Agustus 1883 (dengan gejala pada awal Mei) dan berpuncak dengan letusan hebat yang meruntuhkan kaldera.

Pada tanggal 27 Agustus 1883, dua pertiga bagian Krakatau runtuh dalam sebuah letusan berantai, melenyapkan sebagian besar pulau di sekelilingnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved