PPDB SMP

PPDB SMP yang Full Online di Kota Tasik, Ternyata Dikeluhkan Sejumlah Orang Tua Siswa

PPDB SMP yang full online di Kota Tasikmalaya, ternyata dikeluhkan sejumlah orang tua siswa . . .

Penulis: Isep Heri Herdiansah | Editor: Dedy Herdiana
Tribun Jabar/ Isep Heri
Operator PPDB SMP Negeri 5 Tasikmalaya tengah mengecek data calon peserta didik yang mendaftar melalui daring, Jumat (6/7/2018) pagi. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Isep Heri

TRIBUNJABAR.ID, TASIKMALAYA - Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Tasikmalaya menggunakan mekanisme daring, full online baik untuk jalur akademik maupun nonakademik, ternyata dikeluhkan sejumlah orang tua siswa

Seperti diketahui, sistem PPDB tersebut digunakan di 21 SMP Negeri yang ada di Kota Tasikmalaya berbarengan dengan diterapkannya sistem zonasi pada PPDB tingkat SMP tahun ini di Kota Santri.

Sistem PPDB SMP secara online di Kota Tasikmalaya itu digunakan oleh semua pendaftar mulai dari pendaftaran hingga untuk melihat hasil akhir siswa yang diterimannya.

BREAKING NEWS: Kabar Duka Jelang Kontra PSIS, Eks Bintang dan Pelatih Persib Bandung Meninggal Dunia

Oh In Kyun Punya Strategi Ini Hadapi Jadwal Persib yang Padat di Bulan Juli

Sementara di beberapa daerah lain, termasuk di Kota Bandung, para orang tua dan siswanya masih datang sekolah untuk mendaftar di sekolah yang dituju untuk kemudian proses diterima atau tidaknya bisa dipantau secara online.

Berdasarkan pantauan Tribun Jabar di sejumlah SMP Negeri di Kota Tasik tidak terlihat antrean orang tua calon peserta didik seperti biasanya, bahkan suasana sejumlah sekolah terlihat sepi.

Kendati tak perlu antre dan datang langsung ke sekolah tujuan, sejumlah orang tua calon peserta didik yang hendak mendaftarkan anaknya ke SMP yang diharapkan mengaku kebingungan terhadap sistem PPDB yang diberlakukan.


Yaneu (40), di antaranya orang tua calon peserta didik yang hendak mendaftarkan anaknya ke SMPN 5 Tasikmalaya mengaanggap PPDB tahun ini membingungkan.

"Sekarang ribet harus unlan onlen, terus belum jelas keterima atau belumnya karena kan bisa aja walaupun nilai anak saya pas ujian kemarin mencukupi bisa tergeser sama yang lainnya yg lebih tinggi dan berada di zonasi," keluh Yaneu yang terlihat raut kesal diwajahnya saat bertemu di halaman SMPN 5 Tasikmalaya, Jumat (6/7/2018) pagi.

Menurutnya, penerapan sistem pendaftaran melalui daring tidak menyentuh semua kalangan karena belum semua masyarakat melek terhadap teknologi informasi.

"Kasian juga bagi mereka yang gaptek, kan tidak semua orang tua calon peserta didik bisa menggunakan internet," ujarnya.

Yaneu mengaku bahkan rela antre seperti sebelum ada mekanisme yang baru seperti sekarang ini.


"Enggak apa-apa antre kaya dulu, tapi lebih pasti dulu yang penting passing grade sesuai kemungkinan anak keterima di sekolah yang diinginkan, beda sama sekarang," kata dia.

Keluhan hampir serupa dilontarkan Erwin Danardi (41), orang tua yang hendak mendaftarkan anaknya ke SMP Negeri 1 Tasikmalaya mengaku waswas terhadap sistem zonasi yang berlaku saat ini.

"Anak saya mau daftar ke SMP 1 ini, kebetulan saya merupakan warga Cipedes dan sekolah ini ada di Kecamatan Tawang karena ada sistem zonasi jadi ada skor-skor tertentu bagi calon peserta didik, untungnya masih satu kota jadi ada poin 5 kalau tidak salah yang kemudian diakumulasikan sama nilai ujian anak dan juga passing grade," jelas Erwin.

Selain itu, menurut Erwin meski berbekal nilai yang lumayan bagus, saat ini bisa saja tergeser oleh calon peserta didik lain yang nilainya lebih tinggi dan berdomisili di sekitar sekolah tersebut.

"Khawatir apalagi hari terakhir kan besok, bisa saja yang orang sini yang nilainya tinggi mendaftar mungkin juga bisa geser mereka yang sudah daftar kemarin-kemarin, kan kuotanya juga terbatas," ujarnya.

Sementara itu, Panitia PPDB SMP Negeri 5 Tasikmalaya, Toni Suryaman mengakui memang masih ada sejumlah orang tua calon peserta didik merasa kebingungan dengan mekanisme PPDB yang baru.

"Masih ada yang datang kesini dan belum tahu dan membawa berkas terus kami tolak kemudian kami arahkan mendaftar melalui online," katanya.

Diapun menyarankan kepada para wali calon peserta didik agar berkonsultasi dengan para guru dimana anaknya lulus.

"Agar tidak kebingungan kami sarankan berkonsultasi dengan operator pihak sekolah mengenai mekanisme pendaftaran yang sekarang," katanya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved