Bertengkar dan Takut 'Dibunuh' Tetangganya, Pria Ini Pilih Hidup di Atas Pohon Kelapa Bertahun-tahun
Lalu apa yang membuat pria berusia 48 tahun itu membuatnya tinggal di sana selama bertahun-tahun?
TRIBUNJABAR.ID - Gara-gara bertengkar dengan tetangganya, seorang pria di Filipina memilih untuk menghabiskan tiga tahun hidupnya dengan hidup di atas pohon kelapa.
Mungkin terdengar aneh, tapi ada orang yang benar-benar melakukannya.
Dilansir TribunTravel.com dari laman en.goodtimes.my, Gilbert Sanchez memutuskan untuk memanjat pohon pada 2014 lalu tanpa berniat untuk turun.
Dia pun tinggal di sana dan menjadikan pohon kelapa setinggi 18 meter sebagai rumahnya.
Baca: Teka-teki Hilangnya Nining Selama 17 Bulan, Terseret Ombak Palabuhanratu hingga Mimpi Sang Kakek
Lalu apa yang membuat pria berusia 48 tahun itu membuatnya tinggal di sana selama bertahun-tahun?
Semuanya berawal ketika Gilbert Sanchez terlibat perkelahian dengan tetangganya.
Perkelahian terjadi karena tetangganya menuduh Gilbert Sanchez meretas komputernya.
Si tetangganya berang lantas memukul Gilbert Sanchez dengan pistol di bagian kepalanya.
Khawatir jika tetangganya masih marah, Gilbert Sanchez bertekad untuk meninggalkan rumah.
Dia merasa satu-satunya cara bisa bertahan hidup dengan memanjat pohon tertinggi yang bisa dia temukan dan tinggal di sana
Baca: Untuk Memperkaya Kearsipan Kota Cimahi, Diskominfoarpus Gelar Seminar dan Pameran Foto
Gilbert Sanchez bertahan hidup dengan makanan dan air yang di bawa ibunya setiap hari.
Makanan itu dikirim lewat tali yang sudah dia buat sebelumnya.
Sejak naik pohon pada 2014, Sanchez belum turun selama tiga tahun meski ada badai, cuaca panas menyengat, hingga serangga menggigitnya.
Baca: Tidak Lolos PPDB Jalur Afirmasi? Jangan Khawatir, Masih Ada Jalur NHUN, Ini Berkas Syaratnya
Anggota keluarganya pun telah mencoba semua yang bisa mereka untuk meyakinkan Sanchez turun, tetapi dia menolak untuk melakukannya
Beruntung setelah kisahnya beredar di media sosial, sekelompak orang datang untuk menyelamatkannya.
Pada 11 Oktober 2017, satu kru yang terdiri dari 50 orang bekerja sama untuk menurunkannya dengan memotong pohon kelapa menggunakan gergaji.
Upaya penyelamatan itu terbilang cukup menyulitkan dan memakan waktu.
Namun mereka berhasil menjatuhkannya.
Baca: Ada Bisikan Vladimir Putin di Balik Kemenangan Rusia Atas Spanyol di Piala Dunia 2018
Sanchez kemudian diberi bantuan medis karena menderita atrofi otot dan tulang belakangnya menjadi cacat setelah bertahun-tahun duduk di pohon kelapa.
Lebih buruk lagi, psikologisnya yang paling rusak.
Pria itu menderita psikosis karena dia memiliki halusinasi dan delusi jika seseorang akan membunuhnya.
Sanchez diberi obat yang harus diminum secara teratur untuk menjalani kehidupan normal.(Laporan Wartawan TribunTravel.com, Ambar Purwaningrum)