Saat Kecil Pernah Diperkosa, Polwan Ini Akhirnya Menangkap Pelakunya 12 Tahun Kemudian

Keduanya bertemu kembali setelah 12 tahun pascakejadian mengerikan yang dilakukan Fabricio kepada Tabata.

Editor: Yudha Maulana
Istimewa
Ilustrasi 

TRIBUNJABAR.ID - Pertemuan kembali Tabata dan Fabricio -bukan nama asli mereka- harus berakhir dengan sel penjara. pada Desember 2016.

Keduanya bertemu kembali setelah 12 tahun pascakejadian mengerikan yang dilakukan Fabricio kepada Tabata.

Ketika itu, Tabata baru berusia sembilan tahun saat bertemu Fabricio, lelaki berumur 39 tahun yang sudah menikah. Fabricio adalah "teman" keluarga Tabata yang tidak dicurigai.

Tapi di belakang mereka, dia melecehkan dan memperkosa Tabata selama lebih dari dua tahun.

Baca: Laga Persib Bandung Vs PSKC Cimahi di Piala Indonesia Terkendala Arena Tanding

Baca: Kisah Dukun Paling Keji yang Menakutkan, Membunuh Puluhan Pasien Demi Kesaktian

Baca: Prediksi Skor Inggris vs Panama Piala Dunia 2018 - Siapa yang akan Lolos ke Babak 16 Besar?

Pada pertemuan kali ini, Fabricio diborgol dan Tabata-lah yang erat menahan lengannya dengan satu tangan sambil tangan lainnya memegang senapan.

Dia membawa Fabricio ke dalam sel, mengunci jeruji dan meninggalkan tempat itu dengan lega, merasa dia seperti telah "mengakhiri sebuah siklus".

"Melaporkan kejahatannya dan meninjau kembali masalah ini adalah proses penyembuhan," katanya kepada BBC News Brasil.

Berkemah

Tabata mengatakan bahwa Fabricio dulunya seorang fotografer yang senang memotret alam, blak-blakan, dan sangat ramah. Dia membuat orang-orang di sekelilingnya terpesona dengan kisah-kisah perjalanan tentang pantai, sungai dan tempat-tempat yang pernah dikunjunginya.

Tak lama seusai bertemu keluarganya, Fabricio dengan cepat berteman dengan ayah Tabata. Keduanya bermain sepak bola bersama di sore hari.

Fabricio dan keluarga Tabata—termasuk Tabata—kemudian bepergian bersama, berkemah dan naik gunung di pedesaan di dekat tempat mereka tinggal, di tepi sungai yang mengalir dari Uruguay di selatan Brasil.

"Tidak butuh waktu yang lama sampai akhirnya dia mulai melecehkan saya," kata Tabata.

"Dia mendekat dan mulai menggerayangi saya. Saya tidak mengerti apa yang terjadi. Perbuatannya membuat saya risau, namun saya masih terlalu muda untuk mengerti bahwa itu adalah sebuah kejahatan."

Tabata mengatakan kekerasan terjadi saat mereka terisolasi di antara pepohonan, jauh dari pengawasan orang dewasa lain, atau saat mereka mandi di sungai.

Tabata dilecehkan dari usia sembilan hingga 11 tahun.
"Suatu hari saya diminta pergi bersamanya untuk mengambil air untuk kemah," kata Tabata.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved