Bak Diskotek Berjalan, Begini Menterengnya Angkot di Padang, Dilengkapi TV hingga CCTV

Angkot di Padang ini dimodifikasi sedemikian rupa bak mobil-mobil di film The Fast and the Furious.

Penulis: Indan Kurnia Efendi | Editor: Indan Kurnia Efendi
Angkot modifikasi di Padang 

Bagian kursi penumpang pun sudah diganti menjadi lebih empuk dengan warna mencolok.

Bagian dalam angkot yang dikendarai Hendra
Bagian dalam angkot yang dikendarai Hendra (YouTube/ agum dwinanda)

Menurut Hendra, biaya yang dikeluarkan untuk memodifikasi angkot bisa mencapa angka Rp 16 juta.

Rinciannya, Rp 1 juta untuk stiker luar dan Rp 15 juta untuk aksesoris di bagian dalam (sound system, TV, jok, dan lainnya).

"Kalau angkot modifikasi itu ada musiknya, fitur-fiturnya bagus, dan gayanya juga modern," ujar seorang pelajar penumpang angkot.

Sementara itu penumpang lain yang diwawancarai mengaku bahwa angkot modif terasa lebih nyaman.

"Bukannya menghina, kalau yang standar itu bau-baunya agak seperti bau ikan gitu," ujar penumpang lain.

Berikut video selengkapnya:

Di sisi lain, angkot gaul di Padang juga menarik perhatian seorang sejarawan sekaligus akademisi di bidang bahasa yang juga menulis buku bertajuk " Angkot dan Bus Minangkabau, Budaya Pop dan Nilai-Nilai Budaya Pop", David Revee.

Ribuan angkot dan bus di kawasan Padang dan sekitarnya begitu menarik perhatian David. Transportasi-transportasi tersebut dinilai sarat kosakata yang dramatis.

Angkot di Padang
Angkot di Padang (Trivaline)

Ia amat terkesan dengan angkot dan bus di Minangkabau yang kerap dipenuhi kreasi simbol, warna dan kata-kata.

Tak ketinggalan, dashboard angkot juga kerap dihiasi boneka-boneka yang dilengkapi lampu hias. Membuat kendaraan tersebut menjadi amat meriah.

"Kelihatannya orang Minang sangat suka dengan dolls (boneka). Sampai enggak bisa lihat jalan. Sering disebut diskotek berjalan," tutur David dalam acara diskusi bukunya di Bentara Budaya Jakarta, Palmerah Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (24/3/2017) lalu.

David kemudian mengamati angkot-angkot dan bus-bus tersebut, kemudian mulai mencatat satu persatu tulisan yang ada di tubuh kendaraan tersebut serta mengambil gambar dari kendaraan-kendaraan yang menurutnya menarik untuk diteliti. Ia mencatat setidaknya ada 780 macam "bahasa" angkot dan bus Minangkabau.

Sebanyak 58 persennya menggunakan Bahasa Inggris, 31 persennya menggunakan Bahasa Indonesia, dan hanya 12 persen yang menggunakan Bahasa Minang.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved