Jejak Jenderal Benny Moerdani Tundukkan Musuh Paling Elite dari Inggris, Kekuatannya Nggak Main-main
Jenderal Benny Moerdani, seorang tokoh legendaris di dunia intelijen. Ia adalah seorang jenderal TNI yang sangat misterius.
Penulis: Widia Lestari | Editor: Widia Lestari
TRIBUNJABAR.ID - Jenderal Benny Moerdani, seorang tokoh legendaris di dunia intelijen.
Ia adalah seorang jenderal TNI yang sangat misterius.
Di balik sosok misteriusnya, Benny Moerdani menyimpan 'segudang' kisah heroik dalam perjalanan hidupnya.
Benny Moerdani menjadi satu di antara tokoh militer lain yang mencetak sejarah besar atas peperangan pertahanan negara.
Tak heran, Benny Moerdani menjadi pasukan paling andal yang dapat dipercaya.
Di masa hidupnya, Benny Moerdani, sempat menjadi anggota RPKAD (kini Kopassus).
Ia kerap berhasil mencapai target dalam sejumlah misi rahasia.
Satu di antaranya, Benny Moerdani sempat mendapatkan misi rahasia lagi setelah sukses memimpin perang gerilya di Irian Barat.
Dilansir Tribunjabar.id dari Intisari, Benny Moerdani dipercaya untuk mengorganisasi cara menangkal aksi penyusupan pasukan Inggris.
Panglima Angkatan Darat Jenderal Ahcmad Yani pun segera menugaskan Benny Moerdani ke Kalimantan Utara.
Kala itu, hubungan Indonesia dan Malaysia memang semakin memanas antara 1961-1966.
Kondisi di perbatasan Malaysia semakin menjadi-jadi.
Konfrontasi Indonesia dan Malaysia ini menyebabkan saling serang pasukan bersenjata di perbatasan Malaysia.
Wilayah perbatasan Malaysia itu dianggap paling mematikan.
Pasalnya, pasukan militer Malaysia didukung pasukan Gurkha dan SAS Inggris.
Pasukan elite Inggris itu sudah tak bisa diragukan lagi kekuatan dan kemampuannya.
Mereka dikenal sangat andal saat bertempur di dalam hutan.
Oleh karena itu, tugas yang diberikan Jenderal Ahmad Yani kepada Benny Moerdani bukanlah tugas yang biasa.
Bagaimana pun, misi rahasianya harus berhasil demi pertahanan negara.
Benny Moerdani pun membentuk tim kecil untuk menyusup ke perbatasan Kalimantan.
Ia dan tim kecilnya berangkat dari Cijantung. Tentu saja, ia melakukan penyamaran.
Benny Moerdani dibekali identitas baru, bukan sebagai anggota Kopassus, melainkan sebagai seorang sukarelawan.
Namanya tetap Moerdani. Namun, ia beridentitaskan warga Muarateweh, Kalimantan Selatan.
Ia kemudian mengenakan seragam TNKU bersama tim kecilnya.
Penyusupan meraka bertujuan mengamati rute-rute penyerbuan yang bisa digunakan pasukan induk.
Kemudian, Benny Moerdani pun bisa unjuk gigi menunjukan keperkasaannya.
Pasukan gerilya ini, berhasil menaklukan pasukan SAS Inggris, di Kalimantan Timur.
Kala itu, ada empat musuh yang berhadapan dengan mereka.
Satu musuh ditembak mati, kemudian dua orang lagi melarikan diri.
Sementara itu, satu orang musuh mereka tawan sebagai jaminan.
Setelah mendapatkan satu tawanan, Benny Moerdani pun langsung menghubungi Ahmad Yani.
Kemudian, Ahmad Yani memerintahkan tawanan itu untuk dibawa ke Jakarta sebagai bukti adanya pasukan SAS yang ditawan.
Maksudnya, mendesak pemerintah Inggris bersikap terhadap kebijakannya terlibat aksi militer di perbatasan Kalimantan dan Malaysia.
Namun, kondisi tawasan itu terluka parah. Terlebih, minimnya sarana transportasi dan kesehatan.
Hal itu menyebabkan musuh yang ditawan itu meninggal dunia. Kemudian, jasadnya dikubur di tengah hutan Kalimantan.
Akhirnya, yang dibawa ke Jakarta hanyalah dog tag (kalung liontin anggota militer) dan senjatanya saja.
Keberhasilan Benny Moerdani dalam konfrontasi Dwikora ini melegenda dan menjadi sejarah.
(Tribun Jabar/Widia Lestari)
Baca: Jejak Pratu Suparlan, Anggota Kopassus Lenyapkan 83 Pemberontak Sekaligus, Aksinya Tak Main-main
Baca: Ini Jejak Idjon Djanbi, Komandan Kopassus Pertama Paling Keramat, Tak Dihormat Saat Meninggal