Ramadhan Berkah
17 Tahun Masuk dan Keluar Penjara, Mantan Bandar Narkoba dan Pencuri Ini Hijrah, Hidup Lebih Tenang
Pada awal Iman Budiman ingin berubah, ia justru terus mendapat ujian. Karena menjadi mantan narapidana, ia sangat sulit diterima oleh masyarakat.
Penulis: Ragil Wisnu Saputra | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Wisnu Saputra
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG- Jenuh dan dihantui rasa bersalah karena terus melakukan kejahatan, Iman Budiman (38) akhirnya memilih mengubah hidupnya.
Mantan narapidana kasus narkoba dan pencurian dengan kekerasan (curas) ini memutuskan untuk berjualan baju di Rumah Tahanan Kebon Waru, Bandung, dan via online.
Ayah dari tiga anak asal Riung Bandung, Kelurahan Margaasih, Kecamatan Cipamokolan, Kota Bandung, ini sudah keluar-masuk penjara tujuh kali.
Pertama kali Iman Budiman dipenjara pada 1999, saat menginjak usia yang ke-18. Kala itu, dia tejerat kasus narkoba. Iman Budiman dijatuhi hukuman 1,5 penjara karena menggunakan ganja.
Setelah keluar dari penjara, bukannya berubah, Iman Budiman justru kembali terjun ke dunia narkoba. Bahkan, ia menjadi pengedar.
Bos Bali United Bantah Menawari Mario Gomez Pindah ke Pulau Dewata https://t.co/tQR9ufGnpx via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) May 27, 2018
Tahun 2002, Iman Budiman kembali masuk penjara. Hal yang sama ia lakoni terus-menerus hingga akhirnya kembali masuk penjara dengan kasus serupa pada 2007.
"Tiga kali saya dipenjara karena narkoba. Sisanya saya masuk penjara karena kasus curas. Keluar terakhir 2016. Itu saya dipenjara di Surabaya. Saya dulu lari dari Bandung ke Jawa (Timur) dan akhirnya dipenjara di sana," kata Iman Budiman kepada Tribun saat ditemui di Kantor Marketing Komunitas X Residivist, Jalan Soekarno Hatta Nomor 376, depan Lapas Banceuy, Sabtu (26/5/2018).
Anak keenam dari tujuh bersaudara ini mengaku terjerumus ke dunia hitam karena salah pergaulan. Padahal, ayah Iman Budiman adalah seorang guru mengaji di lingkungan tempat tinggalnya.
Iman Budiman bahkan mengaku, saat masih muda dan waktu mulai mengaji tiba, ia justru menghilang dan berkumpul dengan teman-temannya di Cicadas, Kota Bandung.
Baca: Bos Bali United Bantah Dekati Pelatih Persib Bandung
Padahal, saat waktu mulai mengaji tiba, kakak dan adiknya semua ikut berkumpul untuk mendapat pencerahan agama dari ayahnya.
Pergaulan dengan teman-temannya di Cicadas itulah yang menyebabkan Iman Budiman merasakan kehidupan dari balik jeruji besi.
"Saya memang nakal dulu. Orang pada ngaji, saya kabur kumpul sama temen-temen di Cicadas. Nah, di Cicadas ini saya mulai terjerumus ke hal-hal yang enggak baik. Sampai jadi pencandu narkoba," katanya.
Iman Budiman mengatakan titik balik menjadi orang yang lebih baik sudah terjadi sejak 2017. Saat itu, ia betul-betul didukung penuh oleh sang istri, Siti Zahara (33).
Ia juga ingin kembali ke jalan yang benar karena melihat ketiga anaknya yang sudah mulai beranjak dewasa. Sebab, ketiga anaknya tidak mengetahui bahwa Iman Budiman adalah mantan narapidana.
Begini Penampakan Rumah Mewah Gareth Bale, Ternyata Bertetangga dengan Cristiano Ronaldo https://t.co/nQqvQ8qVzM pic.twitter.com/Bj0x12LHP7
— Tribun Jabar (@tribunjabar) May 27, 2018
Iman Budiman ingin menebus dosa-dosanya yang dulu sekaligus ingin memperbaiki kesalahan yang pernah dia lakukan kepada ketiga anaknya. Selama ini ia berbohong telah bekerja di luar kota.
"Sampai detik ini anak saya tidak tahu saya mantan napi. Maka dari itu saya ingin berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Saya ingin agar orang lain tahu bahwa saya sudah berubah. Kelak kalau anak saya tahu, anak saya tidak malu. Intinya, ingin berguna juga buat anak-istri dan keluarga saya," kata Iman Budiman yang mengaku selalu takut terhadap azab Allah.
Pada awal Iman Budiman ingin berubah, ia justru terus mendapat ujian. Karena menjadi mantan narapidana, Iman Budiman masih sangat sulit diterima oleh masyarakat. Untuk memperoleh pekerjaan pun ia juga mengalami kesulitan.
Apalagi, saat itu Iman Budiman masih memiliki rasa ketergantungan terhadap narkoba. Namun, tekad untuk berubah menjadi lebih baik membuatnya terus berjuang.
Baca: Roy Kiyoshi Ungkap Kondisi Memprihatinkan Dewi Perssik, Pantas Pingsan Saat Live TV, Kasihan
Hingga akhirnya, Iman Budiman bertemu dengan Asep Juhery (44) alias Hery Coet, penggagas Komunitas X Residivist yang juga mantan narapidana. Pertemuan dengan Hery Coetlah yang membuat Iman Budiman makin bersemangat.
Sebab, Hery Coetlah yang membantu Iman Budiman hingga mengubah hidupnya menjadi pribadi yang lebih baik.
"Sempat putus asa waktu itu. Tapi alhamdulillah bertemu dengan A Hery. Beliaulah yang membantu saya melewati masa sulit itu. Mulai dari membantu saya melewati masa sakaw sampai difasilitasi untuk bekerja dan berjualan kaus," kata dia.
Iman Budiman memang tak pandai mengucap dalil atau ayat-ayat suci Alquran. Ia hanya bisa memperbaiki diri dan memberikan contoh kepada orang lain dari sikap dan ucapannya.
Hanya ingin orang lain menilai dirinya dari perilaku dan ucapannya. Bukan karena pintar atau menghafal dalil dan ayat-ayat suci Alquran.
Dulu Benci Negara dan Ingin Mengikuti Jejak Ayahnya, Begini Kabar Anak Amrozi Sekarang https://t.co/Ru6pCGLiCI via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) May 27, 2018
"Yang terpenting ucapan dan perilaku saya perbaiki. Saya juga terus belajar menjadi orang baik. Mendekatkan diri sama Allah," kata Iman Budiman.
Iman Budiman memiliki pandangan sendiri arti dari hijrah itu sendiri. Menurut dia, hijrah baginya adalah berhenti dan meninggalkan keburukan untuk menempuh jalan yang benar seperti yang seharusnya menjadi hamba Allah. Selain itu, ia tak ingin lagi menyakiti orang lain.
"Jadi bandar narkoba itu, kan, menyakiti orang lain. Meracuni orang lain. Saya sudah tinggalkan itu. Sekarang saya lebih fokus untuk dekat sama Allah dan memperbaiki diri," katanya.
Baca: Kronologi Penumpang Kereta Api Mengaku Teman Teroris, Tantang Petugas
Menurut Iman Budiman, kini hidupnya lebih tenang setelah meninggalkan semua perilaku jahatnya. Ia bahkan tak lagi mempersoalkan masalah masyarakat belum memercayainya sepenuhnya.
Hal terpenting bagi Iman Budiman, keluarganya sangat bahagia melihat ia kembali seperti dulu sebelum terjerumus ke pergaulan yang salah.
"Biar saja masyarakat masih belum percaya atau bahkan hilang kepercayaan terhadap saya. Itu hak mereka. Yang terpenting saya tidak mau kehilangan keIman Budiman an saya. Pendapatan sekarang kurang dari cukup enggak masalah. Daripada pendapatan banyak kayak dulu, tapi hidup saya enggak tenang," katanya. (*)