Ngeri, Pengakuan Para Kanibal Tentang Rasa Daging Manusia
Kisah itu membuka tabir gelap tentang praktik kanibalisme yang membuat penasaran.
TRIBUNJABAR.ID - Ketika pertama kali film The Silence of the Lambs dirilis pada awal 1990-an, tokoh Hannibal Lector yang jahat menuai rasa penasaran publik.
Kisah itu membuka tabir gelap tentang praktik kanibalisme yang membuat penasaran. Bahkan sebagian besar penasaran, 'Seperti apakah rasanya daging manusia?'
Daging manusia termasuk dalam kategori daging merah dan menurut sebagian besar pendapat menyebutkan bahwa ini memiliki konsistensi seperti halnya daging sapi.
Rasanya jauh lebih halus, demikian menurut anekdot dari manusia yang benar-benar makan daging manusia.
Pengakuan Seabrook
William Seabrook, seorang penulis dan jurnalis, melakukan perjalanan ke Afrika Barat pada tahun 1960-an.

Di tempat itu, dia mendokumentasikan, dengan sangat rinci, pengalamannya dengan suku kanibal. Pengalaman itu ia tuangkan dalam novel berjudul Jungle Ways.
Adapun setelah kembali ke Paris, Seabrook ternyata malah menjadi kanibal. Saat di Afrika, ia menyaksikan bagaimana praktik kanibalisme namun ia tak diperkenankan untuk bergabung.
Di tempat ini, Seabrook mengunjungi rumah sakit setempat untuk mencari daging manusia dan memasaknya sendiri. Ia penasaran bagaimana sebenarnya rasa daging manusia itu.
Menurut dia, rasanya seperti daging sapi yang dimasak sempurna. Malah seperti daging sapi muda. Dagingnya ringan dan enak tanpa rasa tajam atau sangat khas seperti misalnya, kambing, gim, dan babi.
Pendek kata, menurut Seabrook daging manusia mirip seperti daging sapi.
Kesaksian Lainnya
Pengakuan lainnya diungkapkan Armin Meiwes, yang memakan hampir 40 pon daging dari seorang pria yang sebenarnya setuju untuk menjadi santapannya.

Ia mengatakan dalam sebuah wawancara dari penjara bahwa daging manusia rasanya agak seperti babi tapi sedikit lebih keras dan sedikit lebih pahit.
Sementara Issei Sagawa seorang pria Jepang yang menghabiskan dua hari menyantap wanita berusia 25 tahun yang ia bunuh mengatakan bahwa daging wanita muda itu seperti tuna mentah.

Bagian paling favorit yakni bagian pinggul dan paha. Sementara bagian yang tak ia sukai yakni bagian dada yang menurut dia terlalu berminyak.
Anekdot-anekdot ini mungkin yang paling kredibel dan paling terperinci, tetapi yang lain menimbang-nimbang seperti apa daging manusia itu.
Beberapa kasus terkenal dari tahun 1920-an di Eropa tampaknya mengarah pada profil rasa seperti babi.
Seperti halnya tergambar dari dua kasus pembunuhan.
Pembunuh berantai Prusia Karl Denke menjual 40 korban sebagai babi asin di pasar desa. Kedua, pria Jerman Fritz Haarmann dan Karl Grossmann memasarkan "produk" mereka sebagai daging babi di pasar gelap, dengan yang terakhir bahkan menjual dagingnya dari kios hot dog.
Dua anekdot lainnya, berasal dari kisah Alferd Packer yang menewaskan lima anggota ekspedisi Rocky Mountains pada akhir 1800-an ketika perbekalan menurun. Penjelajah pemberani mengatakan kepada seorang wartawan pada tahun 1883 bahwa otot payudara adalah daging paling manis yang pernah dia rasakan.
Serta Omaima Nelson, yang membunuh dan memakan suaminya pada tahun 1991, mengatakan tulang rusuk merupakan bagian yang paling manis. Namun, itu mungkin karena saus barbekyu yang dia masukkan ke dalamnya.
(Tribun Jogja)