Kian ''Pede'' Jadi Capres, Rizal Ramli Janji Tangkap 100 Orang Paling Brengsek di Indonesia
Rizal Ramli mengaku memiliki banyak program menarik yang layak ditawarkan ke publik. Ia yakin program-program itu akan
TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA- Rizal Ramli makin percaya diri mencalonkan sebagai Presiden 2019.
Ia mengaku elektabilitasnya di banyak kalangan terus naik, bahkan akan memuncak di bulan Agustus 2018.
Menurut dia, itu terjadi lantaran rajin sowan ke banyak tempat.
Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman ini jauh-jauh hari sudah roadshow ke banyak wilayah di Sumatra lewat jalan darat.
Ia menyusuri wilayah di Pulau Sumatra untuk mendekatkan diri ke calon pemilih.
Fakta Baru Bocah Tewas di Dalam Karung Terungkap, Terduga Pelaku Baru Lulus SMP dan Masih Bertangga https://t.co/BZ9gtVh4RV via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) May 24, 2018
"Bedanya, kalau calon Presiden lain datang keluar uang, saya malah dibayar,” ujarnya tergelak. Bukan apa-apa, ia acap diajak diskusi sehingga saat pulang malah mengantongi uang.
Pengalaman itu hanya sepenggal cerita yang ia utarakan saat berkunjung ke redaksi Kontan.
Rizal Ramli mengaku memiliki banyak program menarik yang layak ditawarkan ke publik. Ia yakin program-program itu akan menyelesaikan banyak masalah yang dialami Indonesia.
Pertama, ia akan menangkap 100 orang paling brengsek di Indonesia.
Baca: Kepanikan di Tengah Sidang Aman Abdurrahman, Dentuman Keras Buat Polisi Angkat Senjata
Menurut Rizal Ramli ini penting lantaran negeri ini disesaki oleh pejabat negara dan daerah yang brengsek.
Rizal Ramli akan mengirimkan orang-orang brengsek ke ‘Pulau Malaria’ yang berlokasi di selatan Kalimantan.
Langkah ini akan dia lakukan untuk menghilangkan tuduhan pelanggaran Hak Azasi Manusia (HAM).
Pasalnya, jika mereka meninggal, penyakit malaria yang jadi penyebab.
Kedua, mengubah sistem keuangan pemerintah.
Ini Pengakuan Ghozali Siregar Seusai Tampil Baik Bersama Persib Saat Melawan PSM Makassar https://t.co/4FiFBCuHxp via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) May 24, 2018
Menurut dia, saat ini sistem utang pemerintah didasarkan pada bunga utang yang besar dan pengondisian aturan yang menguntungkan para pemberi utang.
Proyek swastanisasi air bisa menjadi contoh. Aturan ini, kata Rizal Ramli, menjadi pintu masuk neoliberalisme yang akan berujung ke kapitalisme.
Jika menjadi presiden ia akan memaksimalkan pinjaman dengan bunga rendah seperti tawaran Kuwait dan negara-negara Eropa yang menaruh perhatian pada isu lingkungan.
Jerman, dia menyebutkan, bersedia memotong triliunan utang dengan syarat Indonesia harus menjaga jutaan hektar lahan konservasi.
Baca: Sempat Panas dan Dituding Bawa Persib ke Musim Terburuk, Mario Gomez Kini Dipuji Umuh Muchtar
Ketiga, Rizal Ramli juga akan mengubah sistem politik dari demokrasi kriminal menjadi demokrasi yang akuntabel.
Menurut dia, demokrasi yang terjadi saat ini adalah demokrasi kriminal karena membebaskan partai politik mendapatkan dana dari mana saja.
Efeknya, kader partai yang terpilih melakukan korupsi karena harus mendapatkan ganti uang yang telah dikeluarkan untuk biaya politik.
Alhasil saat ini banyak pemimpin daerah dan anggota legislatif yang ditangkap karena korupsi.
Catatan Rizal Ramli, selama kurun waktu 2004-2017, ada 392 kepala daerah yang tersangkut hukum.
Ini Kekuatan Persib untuk Menghadapi Bali United, Mario Gomez Geber Aklimatisasi https://t.co/fN6A0lxatp via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) May 25, 2018
Ini berbeda dengan demokrasi yang akuntabel, masih menurut Rizal Ramli. Partai mendapatkan anggaran dari negara dan dilakukan audit.
Dengan cara ini partai hanya punya kewajiban mencari kader terbaik untuk membawa kesejahteraan rakyat. Cara ini banyak dipakai di negara-negara Eropa.
Keempat, Rizal Ramli juga berjanji, jika berhasil memimpin Indonesia, pertumbuhan ekonomi hingga 10% persen atau dua kali lipat dibandingkan saat ini akan dinikmati Indonesia.
Pertumbuhan ini akan meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat dari US$ 4.000 dollar menjadi US$7.500 pada 2024.
Akankah tawaran program-program Rizal Ramli ini menarik minat partai dan masyarakat untuk mengusungnya sebagai calon presiden dalam pemilihan presiden 2019? (Titis Nurdiana)