Ramadan Berkah

Kisah Hijrah Mazful Hakim, Perilaku Urakan dan Suka Bikin Onar Berubah Setelah Bertemu Teman SMA  

Saya paling senang menantang pemuda sebaya berkelahi. Ada yang lagi duduk-duduk saya jahilin hingga akhirnya berkelahi.

Penulis: Firman Suryaman | Editor: Kisdiantoro
Tribun Jabar/Firman Suryaman
Mazful Hakim tengah menjadi mentor kegiatan sanlat outdor di langan Dadaha, Kota Tasikmalaya. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Firman Suryaman

TRIBUNJABAR.ID, TASIKMALAYA - Hidayah kadang diterima manusia tanpa disangka-sangka. Seperti yang dialami Mazful Hakim (22), seorang mentor agama Islam, warga Perumahan Kotabaru, Kecamatan Cibeureum, Kota Tasikmalaya.

Dulu, ia seorang preman, kemudian hijrah setelah bertemu teman SMA di Bandung.

DI Perumahan Kotabaru, dulu Mazful dikenal sebagai pemuda berangasan, pembuat onar, dan kerap berkelahi. Selain kerap menenggak minuman keras, kata Mazful, sesekali ia juga menggunakan narkoba.

Mazful mengaku, dia terjerumus ke dunia hitam karena memiliki sifat berangasan dan suka usil.

"Saya paling senang menantang pemuda sebaya berkelahi. Ada yang lagi duduk-duduk saya jahilin hingga akhirnya berkelahi. Bahkan dengan orang tidak saya kenal. Sudah tidak terhitung saya duel satu lawan satu dan sebagian besar menang," katanya, mengenang masa lalu, saat menjadi mentor pada kegiatan pesantren kilat (sanlat) outdoor di taman Dadaha, Kota Tasikmalaya, Selasa (22/6).


Kebiasaan buruk itu, menurut Mazful, sudah ia lakukan sejak remaja. Dia bisa leluasa berulah seperti itu karena tidak tinggal dengan orang tuanya yang tinggal di Singaparna.

Kehidupan seperti itu, ujarnya, terus berjalan hingga suatu saat, tahun 2013, ia terpaksa harus berurusan dengan hukum gara-gara lawan duelnya kalah dan mengadu ke polisi.

Lulus SMA dan masuk perguruan tinggi swasta di Tasikmalaya, kelakuan Mazful belum berubah. Ia masih kerap berbuat onar, mabuk-mabukan, dan berkelahi.

Namun, pertemuannya dengan teman SMA-nya di Kota Bandung, tahun 2015 mengubah hidupnya.

Baca: 5 Fakta Video Viral Berisi Ancaman Pembunuhan Jokowi, Pelaku Masih di Bawah Umur?

Ketika itu, teman sekolahnya, kata Mazhul, tampak terkejut melihat penampilannya yang masih urakan dan bergaya preman.

"Ia bilang, 'kamu kok masih begitu aja. Kapan kamu mau berubah? Kamu harus kasihan sama orang tua, mereka harus mulai kamu perhatikan termasuk kecukupan hidupnya sehari-harinya'," ujar sarjana S1 jurusan Administrasi Publik ini menirukan kata-kata temannya.

Baca: Gunung Merapi Meletus, Terlihat Pijar Berwarna Merah: Tanda-tanda Jadi Letusan Seperti 2010?

Kalimat harus memperhatikan orang tua terutama soal kebutuhan sehari-hari yang dikatakan temannya ketika itu, kata Mazhul, sungguh membuatnya tertegun.

"Saya langsung termenung dan akhirnya ikut teman saya ke kosannya. Di sana saya mulai berupaya membuka hati dan menyerap segala omongan teman saya walau terkadang menyinggung perasaan," katanya.

Setelah pertemuan itu, lanjut Mazful, ia mulai berupaya bergaul secara baik dengan pemuda sebaya.

"Awalnya memang susah. Tapi lama-lama cair dan kemudian timbul keinginan untuk membuat majelis taklim pemuda yang mau hijrah yang kemudian dirintis awal tahun 2016. Niat ini mendapat sambutan antusias sebagian kalangan pemuda di Kota Tasikmalaya," ujarnya.

Baca: Supardi Kembali, Pemain Muda Persib Ini Harus Rela Tergusur dari Line Up

Tidak susah mencari sejumlah ustaz yang dengan sukarela mau memberi pengajaran agama Islam di Tasikmalaya. Kartena itu, tempat menimba ilmu agamanya pun berpindah-pindah, dari satu masjid ke masjid lain, namun belakangan menetap di masjid Perumahan BRP, Kecamatan Cipedes. Di situ pula menjadi cikal bakal berdirinya majelis taklim Siram.

Mazful mengungkapkan, kegiatan hijrah para pemuda ini kemudian diketahui ustaz Handy Boni.

Secara rutin tiap minggu ustaz Handy berkunjung ke masjid BRP dan kemudian memberikan ide pembentukan majelis taklim Siram.

Baca: BREAKING NEWS: Gunung Merapi Kembali Meletus, Tinggi Kolom Capai 1,5 KM

"Ustaz Handy rutin datang memberikan ceramah sekaligus memantau perkembangan Siram," ujarnya.

Tahun ini, kata Mazful, majelis yaklim Siram menggelar kegiatan sanlat outdor di lapang Dadaha. Peminat banyak, lebih dari 100 orang, mulai dari murid SD hingga mahasiswa.

"Kami mendapat dukungan santri dan relawan yang mau menjadi mentornya pada sanlat gratis ini," ujarnya

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved