Tragedi Trisakti, Hujan Peluru Tajam, Hingga Misteri Pelaku dan Otak Penembakan
Demonstrasi mahasiswa Universitas Trisakti merupakan rangkaian aksi yang menuntut reformasi.
Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Fidya Alifa Puspafirdausi
Hujan deras yang mengguyur lokasi tak menyurutkan semangat mahasiswa.
Aksi berjalan hingga 17.00 WIB, tak ada ketegangan yang terjadi.
Massa pelan-pelan bergerak mundur ke arah kampus.
Ketegangan muncul saat seorang bernama Mashud yang mengaku sebagai alumni berteriak mengeluarkan kata-kata kasar ke arah massa.
Massa mengira Mashud adalah intel yang sedang memata-matau massa.
Mashud kemudian lari ke arah aparat.
Tanpa diketahui pemicunya, aparat tiba-tiba menyerang mahasiswa.

Persib Bandung Kontra PSM Makassar, Laga Sarat Emosi bagi Ghozali Siregar https://t.co/CO1joROWfn via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) May 22, 2018
Baca: Peggy Melati Sukma Bicara soal Pentingnya Hijab bagi Wanita
Terdengar letusan senjata dari arah aparat keamanan.
Padahal saat itu 70 persen mahasiswa sudah masuk ke dalam kampus.
Massa aksi panik dan berhamburan. Ada yang berlari ke arah kampus dan ada juga yang melompati pagar jalan tol demi keselamatan diri.
Aparat mulai memukuli mahasiswa. Perlawanan dilakukan, amahsiswa mulai melempar aparat kemanan dengan benda apa pun dari dalam kampus.
Penembakan terjadi bukan hanya dari aparat yang di depan massa, namun juga dari atas fly over Grogol dan jembatan penyebrangan.
Aparat kemanan tidak hanya menembak dengan menggunakan peluru karet.
Pihak kampus mengaku menemukan adanya tembakan terarah menggunakan peluru tajam.