Kenalkan Ayoub, Pria Kristen yang Bangunkan Warga Muslim untuk Sahur, Kisahnya Luar Biasa

Sambil membawa dan menabuh genderangnya, ia berkeliling kota dengan penuh suka cita.

Editor: Yudha Maulana
Al Arabiya
Michael Ayoub 

Bahkan tak jarang Ayoub berjalan seorang diri menjalankan tugasnya.

Ayoub bangun pukul 01.00 dini hari dari tidurnya dan berkeliling hingga pukul 04.00.

Baca: Ini yang Terjadi Pada Tubuh Bila Berpuasa 30 Hari di Bulan Ramadan, Awal Puasa yang Tersulit!

Ayoub mengenang orang-orang yang dibangunkannya langsung keluar rumah, mendoakan dirinya, dan tak jarang mengundangnya untuk ikut bersantap sahur.

Para mesaharaty, juga terkadang menggunakan beragam cara untuk membangunkan warga dan menjadi ciri khas Ramadan di berbagai negara Arab selama berabad-abad.

Wih, keren ya, guys!

Namun, seiring kemajuan teknologi tradisi ini perlahan-lahan memudar dan hanya meninggalkan cerita.

Tradisi Bangunkan Sahur di Indonesia

Enam anggota Remaja Masjid Al Amin, saat berkeliling membangunkan warga sahur, di Perum 2, Jl Ya' M Sabran, Kelurahan Sungai Beliung, Pontianak Barat, Selasa (21/6/2016) dini hari.
Enam anggota Remaja Masjid Al Amin, saat berkeliling membangunkan warga sahur, di Perum 2, Jl Ya' M Sabran, Kelurahan Sungai Beliung, Pontianak Barat, Selasa (21/6/2016) dini hari. (TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/TITO RAMADHANI)

Di Indonesia, beberapa daerah masih melakukan rutinitas untuk membangunkan warga tatkala masuk waktu sahur.

Dilansir dari TribunWow, satu di antaranya adalah yang terjadi di Polewali Mandar, Sulawesi Barat.

Baca: Ini Dia 4 Hotel di Bandung yang Menyajikan Menu Buka Puasa Nusantara, Perlu Dicicipi Nih

Sekelompok pemuda dengan kompaknya menabuh rebana untuk membagunkan orang di waktu sahur.

Mereka terkumpul dalam grup musik rebana Mambulilling, Polewali Mandar yang biasanya tampil di hajatan perkawinan atau khataman alquran.

Saat waktu telah menunjukkan pukul 02.30 WITA, mereka langsung bersiap dengan segenap perlengkapannya.

Mereka menyusuri lorong dan gang sempit di kelurahan Wattang sambil menabuh rebananya.

Baca: Relawan Elin-Maman Sebut Bulan Puasa dan Lebaran, Pertarungan Sesungguhnya di Pilkada KBB

“Biasanya kami main agak lama jika pemilik rumah belum terbangun, kami baru meninggalkan rumah warga kalau lampunya sudah menyala," kata Rustam Efendy, koordinator para pemuda ini, dikutip dari Kompas.com.

Remaja mesjida pemuda di Polewali Mandar sulawesi barat memanfaatkan musim Rebana tradisional Mandar untuk membangunkan warga makan sahur.
Remaja mesjida pemuda di Polewali Mandar sulawesi barat memanfaatkan musim Rebana tradisional Mandar untuk membangunkan warga makan sahur. (KOMPAS.COM)

Mereka menempuh jarak sekitar dua kilometer setiap malamnya.

Halaman
123
Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved