Tradisi
VIDEO: Mengintip Tradisi Tabuh Dlugdag di Keraton Kasepuhan Cirebon
SUARA bedug terdengar bertalu-talu di kompleks Keraton Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Rabu (16/5/2018) sore.
Penulis: Ahmad Imam Baehaqi | Editor: Dicky Fadiar Djuhud
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ahmad Imam Baehaqi
TRIBUNJABAR.ID, CIREBON - Suara bedug terdengar bertalu-talu di kompleks Keraton Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Rabu (16/5/2018) sore.
Sejumlah warga juga tampak berkerumun di depan Langgar Agung Keraton Kasepuhan.
Mereka tengah menyaksikan Sultan Sepuh XIV, PRA Arief Natadiningrat bersama abdi dalem dan para wargi Keraton Kasepuhan menabuh bedug yang berada persis di depan Langgar Agung itu.
"Ini tradisi tabuh dlugdag," kata Sultan Sepuh XIV, PRA Arief Natadiningrat, kepada Tribun Jabar, Rabu (16/5/2018).
Ia mengatakan, tabuh dlugdag itu dilaksanakan sebagai tanda awal Ramadan.
Tujuannya untuk memberi tahu masyarakat bahwa mulai malam ini melaksanakan salat tarawih.
Tabuh dlugdag, menurut Arief, sudah dilaksanakan dari ratusan tahun lalu.
Tradisi itu merupakan warisan Sunan Gunung Jati selaku Sultan Cirebon yang pertama.
"Zaman dulu kan masih tradisional, belum ada pengeras suara ataupun alat komunikasi," ujar Arief Natadiningrat.
Karenanya, kata Arief, Bedug Samogiri itupun ditabuh agar masyarakat sekitar keraton mengetahui bahwa Ramadan telah tiba. (*)