Pilgub Jabar
Ini Hasil Survei Instrat Tentang Ke-4 Paslon Gubernur dan Wagub Jabar Dilihat dari Pemilih Parpolnya
Indonesia Strategic Institute (Instrat), sebuah lembaga kajian pada isu-isu strategis politik dan sosial humaniora, kembali merilis riset . . .
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, M Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Indonesia Strategic Institute (Instrat), sebuah lembaga kajian pada isu-isu strategis politik dan sosial humaniora, kembali merilis riset survei untuk mengetahui persepsi warga Jawa Barat menjelang Pilgub Jabar 2018.
Hasil survei keempat dalam serial survei Jawa Barat (Desember 2016, Desember 2017, Januari 2018, dan Mei 2018) ini menyatakan peta kekuatan pasangan calon pada Pilgub Jabar 2018 belum tentu berbanding lurus dengan kekuatan partai politik pilihan publik yang menjadi partai pengusung setiap pasangan calon.
Dalam survei tersebut dinyatakan pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum (Rindu) mendapat suara 62 persen dari responden yang memilih PPP.
Baca: Pelaku Bom Bunuh Diri di Gereja Surabaya Diduga Satu Keluarga, Ayah, Ibu, dan 4 Anak, 2 Masih Belia
Baca: Ibu Bawa 2 Anak yang Jadi Korban Lihat Pelaku Terobos Penjagaan Satpam, Lalu Bom Meledak
Dari pemilih Nasdem hanya meraih 33,3 persen, dari pemilih PKB 35,8 persen, dan dari pemilih Hanura 30 persen.
Pasangan Rindu ini mendapat suara dari sebagian besar pemilih partai baru, yakni dari pemilih Partai Berkarya sebanyak 89,5 persen, dari pemilih PSI 42,9 persen, dan dari Partai Garuda 54,2 persen.
Survei itu pun menyatakan pasangan Hasanudin-Anton Charliyan (Hasanah) hanya mendapat 9,3 persen dari pemilih PDIP, kemudian mendapat 15,8 persen dari pemilih PAN, sebanyak 6 persen pemilih PPP memilih Hasanah, dan 4,7 persen dari pemilih Partai Gerindra.
Pemain Persipura Jayapura Sebut Dua Gol Persib Bandung Karena Kesalahan Sendiri https://t.co/zMzXH7J3GV pic.twitter.com/HsuEOQb1cb
— Tribun Jabar (@tribunjabar) May 13, 2018
Pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik) mendapat 30,7 persen suara dari pemilih PKS, kemudian tercatat hanya 11,6 persen pemilih Gerindra yang memilih Asyik, dan 33,3 persen pemilih PBB memilih Asyik. Pasangan ini pun mendapat 10 persen pemilih Hanura dan 6,4 persen pemilih Golkar.
Sebanyak 61,3 persen pemilih Partai Golkar pun memberikan suaranya untuk pasangan Deddy Mizwar - Dedi Mulyadi.
Sebanyak 40,4 persen pemilih Demokrat memilih Deddy Mizwar - Dedi Mulyadi, 42 persen dari pemilih PDIP, 57,9 persen pemilih Perindo, 51 persen pemilih Nasdem, 47,4 persen pemilih PAN, dan 67,7 pemilih PBB memeberikan suaranya untuk DM.
Analis Instrat, Sidrotun Naim, meenyatakan dari survei tersebut, diketahui publik yang memilih PDIP cenderung berpotensi lebih banyak memberikan dukungan suaranya untuk pasangan DM (42,9 persen) dan Rindu (21,4 persen) ketimbang Hasanah (9,3 persen).
Baca: PBNU Kecam dan Mengutuk Keras Aksi Terorisme yang Mengatasnamakan Agama
Baca: Kata Eks Jamaah Islamiyah Soal Bom di Gereja Surabaya, Sebut Berhubungan dengan ISIS & Orang Lama
"Hasil sedikit berbeda tampak pada para pemilih PKS dan PBB, yang memilih paslon Sudrajat-Ahmad Syaikhu sepertinya hanya terkonsentrasi pada para kader kedua parpol tersebut. Kendati demikian, tetap saja porsi suara terbesar publik yang memilih PKS dan PBB justru berpihak pada paslon Deddy-Dedi dan RK-Uu," katanya.
Dengan konstelasi seperti itu, kata Sidratun, dan tinggal sebulan lagi sisa masa kampanye, maka diprediksi akan sangat berat bagi Hasanah dan Asyik untuk bisa menaikkan potensi elektabilitasnya dan bersaing secara kompetitif dengan pasangan RK-Uu dan Deddy-Dedi.
Sidratun mengatakan survei ini adalah hasil pengumpulan data berbasis wawancara terstruktur face-to-face kepada responden dengan usia minimal responden 17 tahun atau sudah menikah jika kurang 17 tahun, rentang pengambilan data 3-6 Mei 2018 dengan multistage random sampling, meliputi 422 desa kelurahan dari 333 kecamatan di 27 kota kabupaten di Jawa Barat. Jumlah responden sebanyak 1.800 orang, dengan margin of error sebesar 2,31 persen. (*)