4 Fakta tentang Dua Pelaku Teror yang Ditembak Polisi di Tambun, Ternyata Penjual Makanan Keliling
Diketahui dua pria tersebut akan menuju Mako Brimob di Depok untuk membantu narapidana teroris yang membuat kerusuhan
Penulis: Isep Heri Herdiansah | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Isep Heri
TRIBUNJABAR.ID, TASIKMALAYA - Polisi menembak dua terduga teroris, RA dan JG di Tambun, Bekasi pada Kamis (10/5/2018) sekitar pukul 01.35 WIB.
Diketahui dua pria tersebut akan menuju Mako Brimob di Depok untuk membantu narapidana teroris yang membuat kerusuhan di Rutan Mako Brimob.
Dilansir dari siaran pers kepolisian, peristiwa itu bermula saat polisi mendapatkan informasi intelijen bahwa akan ada sekelompok orang yang akan menuju Mako Brimob. Mereka adalah RA, JG, AM dan HG.
Baca: Begini Kronologis Malam Maut di Cirebon, Satu Tewas Dua Luka Berat, Pemicunya Masalah Sepele
Berdasarkan informasi kepolisian keempat pria terduga pelaku teror tersebut berasal dari Tasikmalaya.
Pantas Saja Lina Kesal dan Pilih Bercerai, Ternyata Begini Perilaku Sule Selama ini https://t.co/vDwmbsGDaF via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) May 11, 2018
Tribun Jabar pun telah menghimpun beberapa fakta menarik terkait sosok RA dan JG yang ditembak pihak kepolisian tersebut, di antaranya :
1. Keduanya ditembak saat melawan petugas, RA tewas
RA dan JG melakukan perlawanan kepada anggota di dalam mobil polisi yang sedang berjalan.
Dilansir dari siaran Pers Kepolisian, keduanya berupaya berontak dengan mencekik anggota polisi hingga borgolnya terlepas.
Tak hanya itu, dua orang tersebut nekat merebut senjata api dari polisi yang mengawalnya.
Pada siaran pers tersebut dijelaskan tindakan tegas dilakukan dengan menembak RA dan JG.
Polisi lalu membawa RA dan JG ke RS Bhayangkara, namun setelah kurang lebih dua jam mendapatkan perawatan RA meninggal dunia, sedangkan JG mengalami luka dan saat ini masih mendapatkan perawatan.
2. RA dan JG selama ini tinggal di kontrakan di Kota Tasikmalaya
Terduga teroris yang tewas, RA merupakan warga yang bertempat tinggal di Jalan Cilembang, RT 04/RW 12 Kelurahan Cihideung Linggajaya, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya.
Setelah ditelusuri, RA tinggal bersama kakaknya yang mengontrak sebuah rumah di alamat tersebut.
Berdasarkan keterangan warga setempat, selain tinggal bersama kakaknya, di kontrakannya itu RA tinggal bersama kakak iparnya dan dua keponakannya.
Sementara itu, JG yang merupakan warga asal Garut tinggal disebuah kontrakan di Jalan Rancabango, Kampung Bantar Gedang, Kelurahan Sukamulya, Kecamatan Bungursari, Kota Tasikmalaya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, JG tinggal di rumah kontrakannya bersama istri dan satu orang anaknya yang masih balita.
Saat Tribun Jabar mendatangi lokasi, didapati kamar kontrakan tersebut terkunci dari dalam.
Menurut Ajang Abdullah selaku ketua Rukun Warga dimana JG tinggal, pria asal Garut itu sudah mengontrak disana selama sekitar satu tahun.
Persib Bandung vs Persipura Jayapura: Maung Bandung Ingin Pertahankan Rekor Kandang https://t.co/Kz7LgMcTlx via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) May 12, 2018
3. Dua terduga teroris yang ditembak polisi di Tambun berprofesi sebagai penjual makanan keliling
Sosok RA yang masih lajang dikenal warga sebagai penjual kue naga keliling yang biasa mangkal di depan sekolah di dekat kontrakannya.
Sedangkan JG dikenal warga, sehari-hari diketahui sebagai pedagang Takoyaki (penganan khas Jepang) keliling.
4. Keduanya dikenal warga sosok yang baik namun tertutup
Berdasarkan keterangan Wahyudin selaku tetangga, RA dan keluarga dikenal sebagai pribadi yang baik namun tertutup.
Menurutnya, RA dan keluarga memang tidak suka bergaul dengan warga sekitar.
"Kalau kesehariannya deket mah enggak, ngobrol juga jarang, paling bertegur sapa pas mau jualan," tutur Wahyudin saat ditemui Tribun Jabar, Jumat (11/5/2018) Sore.
Dia juga mengatakan selama ini warga yang lain tidak melihat gelagat aneh dari satu terduga teroris yang dihadang polisi di Tambun bersama tiga rekannya tersebut.
Sedangkan sosok JG, terduga pelaku, dikenal warga sebagai pribadi tertutup.
Menurut Ajang Abdullah selaku ketua Rukun Warga dimana JG tinggal, pria asal Garut itu memang jarang bergaul dengan warga sekitar.
"Saya sering mengajak ikut pengajian di sini, diajak berbaur dengan yang lain, memang kurang bergaul," tutur Ajang kepada Tribun Jabar, Jumat (11/5/2018) petang.
Setelah Gunung Merapi Meletus, Bagaimana Dapur Magma Gunung Gede yang 60 Tahun Tertidur? https://t.co/WCftBmDEfL via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) May 12, 2018
Selama ini Ajang dan warga lainnya tidak pernah menaruh curiga terhadap JG, karena menunjukan sikap baik dan sesekali bertegur sapa dengan warga.
Dia dan warga mengaku kaget dan tidak mengetahui kalau pria tersebut terlibat dalam jaringan teroris.
"Kami tidak tahu ada warga seperti itu, keseharian orangnya baik, masih sapa menyapa," ujarnya.
Sementara itu, H Tomo selaku pemilik kontrakan mengaku JG merupakan sosok yang baik meski tidak terlalu dekat dan belum pernah mengobrol lama.
"Komunikasi biasa, jarang ngobrol," terangnya.