Dari 100 Bisnis Online Hanya 20 Persen yang Bertahan, Digipreneur Class Bantu Bangun Pelanggan Loyal

Pentingnya sebuah pendidikan bisnis yang komprehensif untuk memastikan para digital bisnisnya sustainable

Penulis: Cipta Permana | Editor: Kisdiantoro
Tribun Jabar/Cipta Permana
Dekan FEB Tel-U Dodie Tricahyono, Ph.D memaparkan modul-modul yang akan disampaikan dalam program pelatihan bisnis Digipreneur Class di Kampus Magister Manajemen, Universitas Telkom, Jalan Gegerkalong Hilir No. 47, Bandung, Rabu (25/4). / Cipta Permana.  

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Cipta Permana

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG -Mempertahankan sebuah bisnis online atau start up merupakan sesuatu hal yang tidak mudah bila tidak menguasai teknik dan cara berbisnis online secara baik dan tepat.

Bahkan bisnis yang sudah lama dibangun namun manajemen yang salah akan membuat perjuangan yang telah lama dibangun akan cepat mati.

CEO TUW Dr. Tri Utomo Wiganarto mengatakan, berdasarkan  hasil survei yang dilakukan TUW Consultant (TUW) dari 100 bisnis online, hanya sekitar 20 sampai 40 persen yang mampu bertahan menjalankan bisnis tersebut.

Untuk itu pihaknya bersama Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Telkom (FEB Tel-U) menginisiasi sebuah program bernama Digipreneur Class”, yaitu program pelatihan pendidikan bisnis yang komprehensif guna mengembangkan Entrepreneur berbasis TIK.

Program ini, kata Tri dipersembahkan bagi masyarakat umum yang menginginkan percepatan dalam mengembangkan usahanya untuk “Go Digital."


"Pentingnya sebuah pendidikan bisnis yang komprehensif untuk memastikan para digital tidak hanya membangun sebuah bisnis, tapi juga memastikan bisnisnya sustainable (berumur panjang) dan tumbuh. Karena membangun bisnis start up bukan hanya karena factor kemampuan namun juga bagaimana membentuk costumer yang loyal dan setia akan produk kita," ujarnya di Kampus Magister Manajemen, Universitas Telkom, Jalan Gegerkalong Hilir No. 47, Bandung, Rabu (25/4).

Tri menjelaskan di era revolusi 4.0 ini menjadi Digipreneur itu bukan hanya saja berbicara masalah teknologi apa yang harus dipakai, platform apa yang harus digunakan, aplikasi mobile seperti apa yang harus dibuat, desain website dan landing page seperti apa yang menarik untuk dikunjungi.

Hal krusial yang harus diperhatikan adalah aspek manusianya, karena hal ini menjadi modal utama yang sangat menentukan keberhasilan bisnisnya.

"Para pelaku bisnis di era saat ini perlu adanya Program Kewirausahaan yang relevan dengan perkembangan era disruptif inovasi dan dapat diakses oleh siapa saja," ucapnya.

Baca: Anggota Komisi III DPRD Cimahi Pertanyakan Kajian Bappeda Terkait Proyek Perumahan di Cireundeu

Hal senada juga disampaikan oleh Dekan FEB Tel-U Dodie Tricahyono, Ph.D. menurutnya, Upaya ini dilakukan selain untuk memperkuat eksistensi FEB Tel-U yang sudah lebih dari 20 tahun menyelenggarakan pendidikan manajemen bisnis berbasis TIK, juga merupakan program persembahan bagi Bangsa Indonesia supaya entrepreneur Indonesia bisa do something untuk keberlanjutan usahanya.

Dalam pelaksanaanannya, Dodie menyebut ada lima modul yang ditawarkan dalam program Digipreneur Class ini, modul pertama terkait, bagaimana para peserta pelatihan (pelaku bisnis) diajarkan untuk mendapatkan ide bisnis produk atau jasa yang sesuai dengan kebutuhan pasar; modul kedua, berkenaan dengan tips dan strategi mendatangkan traffic konsumen atau prospek akan produk yang dimiliki.

Di tahap ini para peserta juga diajarkan bagaimana membuat konten bisnis yang kreatif dan atraktif sehingga dapat menggoda setiap orang untuk mengetahui lebih lanjut akan produk yang ditawarkan.

"Di modul tiga mereka akan diajarkan bagaimana mengkonversi konsumen atau prospek menjadi seorang pelanggan setia (costumer) terhadap produk kita melalui email marketing, sales mystery dan membangun komunikasi penjualan yang kreatif," ujar Dodie.

Baca: Bojan Siap dan Tahu Cara Matikan Simic, Ini Ungkapan Bek Persib Selengkapnya

Sedangkan di modul empat, akan diajarkan bagaimana menggerakan orang-orang di dalam sebuah manajemen bisnis untuk sama-sama menuju visi yang telah dibangun sebagai sebuah super team. Tahapan ini, kata Dodie menjadi tahapan yang paling berat dan sering dikeluhkan para pebisnis.

"Di modul akhir (lima) mengenai bagaimana dengan orang-orang yang sudah loyal pada bisnis startup ini mampu di skill up, kita akan ajari membuat re-targeting melalui sosial media sehingga bisnis mereka mejadi powefull," ucapnya.

Selain menggelar program “Digipreneur Class” sebelumnya digelar pula sebuah
diskusi panel “Digipreneur Talk” dari berbagai perspektif praktisi dan akademisi di bidang TIK. Diskusi ini dirasa sangat penting untuk memberikan gambaran yang jelas sejauh mana era disruptif inovasi akan berdampak pada penciptaan nilai atas usahanya terutama pada skala mikro, kecil, dan menengah.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved