Gantikan Hari Brata, Kapolres Baru Sumedang: Ada yang Bilang Saya Salah Waktu
Pernyataan Hartoyo ini merespons pesan mantan Kapolres Sumedang AKBP Hari Brata
Penulis: Deddi Rustandi | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Deddi Rustandi
TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG- Kapolres baru Sumedang, AKBP Hartoyo, mengaku ada yang menyebutkan kalau ia menjadi kepala polisi di Sumedang salah waktu.
Pasalnya saat ini Sumedang sedang dalam tahapan pemilihan bupati dan menyongsong pemilu legislatif.
"Ada yang bilang saya menjadi Kapolres Sumedang itu salah waktu karena memang saat ini merupakan tahun politik. Hal itu tak jadi masalah dan saya anggap merupakan sebuah tantangan," kata Hartoyo saat pisah sambut Kapolres Sumedang di Graha Asia Plaza, Senin (23/4/2018).
Hartoyo mengaku sebagai orang baru, tak bisa berbuat apa-apa tanpa dukungan semua pihak di Sumedang.
3 Faktor Persija Jakarta Bakal Sulit Ditaklukkan Persib Bandung di Kandangnya, Harus Kerja Ekstra! https://t.co/bPtz0XXb4w via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) April 23, 2018
“Sesungguhnya tanggung jawab saya sebagai kapolres tidak dapat dilaksanakan tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak," katanya.
Pernyataan Hartoyo ini merespons pesan mantan Kapolres Sumedang AKBP Hari Brata yang kini menjabat sebagai wakil direktur bidang kriminal khusus (Krimsus) Polda Jabar.
Hari Brata meminta masyarakat Sumedang agar tetap mempertahankan kondusivitas wilayah.
Baca: Janggut dan Jubah sebagai Peninggalan Nabi Muhammad di Turki, Ada Kisah di Baliknya
Baca: Jika Jual Marko Simic, Persija Jakarta Bisa Bikin Tim Terbaik Dunia, Ada Lionel Messi dan Ronaldo
"Pilkada sudah di depan mata, karena pada tanggal 27 Juni memilih bupati dan wakil bupati. Saya meminta masyarakat terus mendukung Polres Sumedang supaya dalam tahun politik ini tetap aman dan kondusif. Bila aman dan kondusif, maka semua akan jadi nyaman," kata Hari Brata.
Hari Brata menjadi Kapolres Sumedang selama 11 bulan. Ia mengaku selama di Sumedang berhasil menyelesaikan beberapa kasus Kamtibmas yang terjadi di wilayahnya, mulai dari persoalan ojek online hingga miras oplosan. (*)